Rabu 17 Oct 2018 05:00 WIB

Yusuf Abdullah Bonner: Allah Selalu Membimbingku

Kini, Yusuf mengabdikan hidupnya untuk islam, terutama membina para mualaf.

Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Begitulah, Bonner mengenal dan mempelajari Islam tanpa bertemu seorang Muslim pun. Hanya dua bulan setelah itu, September 2007, ia pergi ke masjid terdekat dan mengucapkan syahadat. Alhamdulillah, ujarnya.

Setelah mengikrarkan kesaksiannya sebagai seorang Muslim, pria yang pernah menempuh studi di University of Kent, Canterbury, ini tetap bekerja di biara dan tetap tinggal di sana sesekali. Hingga keadaan itu mulai dirasanya sulit.

"Aku membaca Alquran dengan satu mata yang terus mengamati pintu, kalau-kalau salah seorang biarawan melihatku, katanya.

"Aku juga shalat secara sembunyi-sembunyi karena tentu mereka tidak bisa menerima keislamanku. Potongan ayat surah al-Hadid ayat 27 kemudian membuatnya sadar bahwa ia harus keluar dari biara.

Keputusan itu menjadi satu hal yang sulit diambil Bonner mengingat ia telah tinggal di sana selama sepuluh tahun. Para pendeta dan biarawan di sana sudah seperti saudaraku, katanya. Namun, ia yakin keputusan itu harus diambilnya. Ia juga berhenti bermain musik di pub yang cukup lama menjadi salah satu kegiatannya.

Semuanya tidak serta merta menjadi mudah sejak itu dan Bonner justru meng alami sebaliknya. Perubahan drastis dalam hidupnya membuatnya labil. Dalam bulan-bulan pertama, ada banyak sekali godaan untuk kembali ke kehidupan lamaku.

"Tapi, setelah merasakan kebenaran, rasanya tidak ada alasan untuk kembali hidup dalam kebohongan, senyaman apa pun kehidupan itu, katanya.

Bonner bersyukur, semua tak sesulit yang ditakutkannya dan ia merasa Allah memberinya kekuatan untuk berjuang meninggalkan masa lalunya dan memulai kehidupan baru. Ada banyak tantangan sulit di sepanjang jalan yang kulalui, tapi ada banyak juga hal-hal menakjubkan, ujarnya seraya kembali ber- tahmid.

Dengan rahmat Allah, kata Bonner, ia akhirnya dapat bekerja di ladang dakwah dengan bantuan sejumlah Muslim dari Islamic Education and Research Academy (iERA) yang didirikan oleh seorang mualaf Inggris, Yusuf Chambers. Melalui institusi tersebut, Bonner bisa membantu dan mendukung para mualaf dan ia mengaku senang dengan itu. Allah subhanahu wa ta'ala telah memberkatiku dengan berbagai cara, katanya.

Permasalahan dan tantangan terus mengiringi kehidupan Bonner yang meng ubah namanya menjadi Yusuf Abdullah Bonner. Terkadang, katanya, tantangan itu begitu membingungkannya. Tapi, aku bisa mempertahankan sebuah pengetahuan dasar bahwa, Alhamdulillah, Allah telah membimbingku pada Islam. Selebihnya, adalah persoalan nomor dua, katanya.

Perhatian dan kesibukanku sekarang adalah untuk mereka yang belum berislam dan mereka yang baru mendapat hidayah untuk memeluk Islam, kata aktivis dakwah yang menikahi wanita Kroasia bernama Sakinah. Ada banyak kekuatan dan dorongan yang terus menggoda kita untuk menjauh dari kebenaran. Untuk itu, kita harus berpegang erat kepada tali (agama) Allah dan tidak saling bercerai-berai, ujarnya sambil mengintisarikan sebagian ayat ke-103 surah Ali Imran.

sumber : Oase Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement