Rabu 03 Oct 2018 13:56 WIB

Pelajaran dari Musibah

Musibah dan bencana yang menimpa adalah sebagai sarana introspeksi diri.

Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi yang rusak akibat gempa di kawasan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo mengunjungi lokasi yang rusak akibat gempa di kawasan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Imam Nur Suharno

"Mahasuci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu; yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun." (QS al-Mulk [67]: 1-2).

Ayat tersebut menegaskan tentang adanya ujian dalam kehidupan dan kematian, termasuk terjadinya musibah dan bencana. Sebagai seorang Muslim, kita harus meyakini bahwa setiap apa yang terjadi, termasuk musibah dan bencana, adalah atas kehendak-Nya dan ada pelajaran (ibrah) dalam kehidupan.

Pertama, sebagai ujian keimanan. Apa pun musibah dan bencana yang menimpa adalah ujian, sebagai cara Allah untuk meningkatkan kualitas iman. Maka, sebagai seorang Muslim, kita harus menerima apapun ketentuan-Nya dengan ikhlas dan penuh kesabaran (QS al-Baqarah [2]: 155-157 ). Kedua, sebagai sarana untuk introspeksi diri.

Musibah dan bencana yang menimpa adalah sebagai sarana introspeksi diri, bukan bahan penyesalan tanpa berkesudahan, berkeluh kesah, sehingga harus berputus asa dari rahmat-Nya. Sudah seharusnya sebagai seorang Muslim, kita hendaknya memperbanyak istighfar, zikir, dan bertobat kepada-Nya.

Semoga Allah mengganti musibah dan bencana dengan kemudahan, kebaikan, dan keberkahan. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa yang dikehendaki Allah kebaikan pada dirinya, maka Dia akan memberikan cobaan kepadanya." (HR Bukhari).

Ketiga, meninggikan derajat dan mengurangi dosa. Kadang tanpa disadari, seseorang berbuat salah yang menyebabkan dirinya berlumuran dosa. Dan, Allah memberikan musibah kepadanya sebagai konsekuensi atas dosa dan maksiat yang dilakukan. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya seseorang benar-benar memiliki kedudukan di sisi Allah, namun tidak ada satu amal yang bisa mengantarkannya ke sana. Maka, Allah senantiasa mengujinya dengan sesuatu yang tidak disukainya sehingga dia bisa sampai pada kedudukan yang dikehendaki oleh Allah."

Keempat, sebagai ladang amal saleh. Allah membukakan ladang amal atas bencana dan musibah yang menimpa saudarasaudara kita. Dan, kesempatan terbuka lebar bagi kita untuk menunjukkan solidaritas persaudaraan antarsesama. Rasulullah SAW bersabda: "Orang Muslim itu adalah saudara bagi Muslim lainnya, ia tidak akan menzalimi dan menyerahkannya pada musuh.

Barang siapa berada dalam kebutuhan saudaranya yang Muslim, Allah akan memenuhi hajatnya. Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan saudaranya yang Muslim, Allah akan hilangkan satu kesulitan di hari kiamat. Dan, barang siapa yang menutup aib seorang Muslim maka Allah akan menutup aibnya di hari kiamat." (HR Muttafaq 'Alaihi).

Semoga Allah memberikan kesabaran kepada bangsa ini dalam menerima setiap musibah dan bencana yang terjadi dan diberikan solusi serta jalan keluar. Sehingga, bencana dan musibah yang terjadi ini berbuah kebaikan dan terangkatnya bangsa ini menjadi bangsa besar dan kuat. Amin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement