Jumat 07 Sep 2018 13:41 WIB

Peristiwa Hijrah Sangat Bersejarah

Hijrah awal gerakan kolektif umat Islam

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko
Hijrah
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Hijrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetapan tahun baru Hijriah tak lepas dari kontribusi dari sahabat Umar bin Khattab. Cendekiawan Muslim, Prof KH Didin Hafiduddin menjelaskan, ketika itu, umat Islam belum mempunyai penanggalan sendiri.

Umar menginisiasi adanya kalender tersebut. Para sahabat lantas sepakat momentumnya adalah peristiwa hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah.

"Karena hijrah peristiwa sangat bersejarah, itu kan gerakan kolektif kaum Muslimin, hijrah itu bersama- sama. Perlu dijadikan sebagai awal titik balik umat Islam, ujar Kiai Didin kepada Republika.co.id, belum lama ini.

Baca: Momentum Syiar Islam di Tahun Baru Hijriah

Setelah peristiwa hijrah tersebut, lanjutnya, syariat Islam mulai diimplementasikan dengan bukti turun beberapa ayat Alquran. Sebelum peristiwa hijrah, Alquran baru fokus terhadap ajaran tauhid dan keimanan. Oleh sebab itu, peristiwa hijrah mempunyai makna sangat luar biasa.

Dalam konteks saat ini, menurut Kiai Didin, hijrah bukan lagi dimaknai berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Hijrah juga harus dimaknai pindah dari kondisi ke kondisi yang lain. Seperti berubah dari situasi yang buruk kepada yang lebih baik.

Mereka yang malas bekerja menjadi giat bekerja. Kemudian, dari yang penakut menjadi lebih pemberani, menjadi pemurah. Termasuk menghadapi tahun politik semestinya dari semangat menyalahkan orang lain harus berubah kepada sering berintrospeksi diri.

Baca Juga: Muharram Awal Kebangkitan Islam

Didin juga mengajak umat Islam supaya berpuasa pada bulan Muharram. "Pada bulan ini, Allah memberikan kemenangan kepada para Rasul-Nya dari musuh-musuh.

Jadi seharusnya menjadi bulan kebangkitan, bulan persatuan, kemajuan,"tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement