Senin 30 Jul 2018 05:05 WIB

Haji dan Air Zamzam dalam Taurat dan Alquran

Antara teks Taurat dan nash Alquran soal sumur Zamzam ternyata saling melengkapi.

Sumur Zamzam masa dahulu
Foto: Republika/Angga Indrawan
Suasana poyek restorasi Sumur Zamzam di Masjidil Haram, Kamis (16/11).

Dalam dokumen-dokumen Rabbinik, kesinambungan tradisi intelektual Rabbi Bachya ben Asher hingga Rabbi Ibn Ezra dapat ditelusuri secara akademik.

Rabbi Bachya ben Asher (1255 - 1340 M.) murid utama Rabbi Shlomo ben Avraham Aderet/Rashba (1235 - 1310 M), dan Rashba adalah murid utama Rabbi Moshe ben Nachman/Ramban (1194 - 1270 M.), sedangkan Ramban sendiri sangat akrab dengan karya intelektual Rabbi Avraham Ibn Ezra (1089 - 1164 M.).

Karya Ibn Ezra אבן עזרא על התורה (Ibn Ezra 'al ha-Torah) ini merupakan karya yang disusun berdasar Torah she be'al phe (Torah Lisan). Itulah sebabnya dalam buku עיונים בלשונות הראב"ע karya Abe Lipshitz (Chicago: the College of Jewish Studies Press, 1969) disebutkan adanya banyak kutipan dari karya Ibn Ezra yang termaktub dalam tulisan-tulisan rabbi-rabbi otoritatif era Rishonim.

photo
photo
Buku soal filologo karya Manachem (Moch) Ali MA.

Dan kebenaran teksnya itu pun dikonfirmasi oleh mereka sendiri, di antaranya Rabbi David Kimchi/Radak (1160 - 1235 M.), Rabbi Moshe ben Nachman/ Nachmanides (1194 - 1270 M.), Rabbi Bachya ben Asher (1255 -1340 M.) dan para Tosafis yang pernyataan mereka juga termaktub dalam teks Gemara, Talmud Bavli.

Yang lainnya separate Rabbi Moshe ben Maimon/ Maimonides (1135 - 1204 M.) berkata: "study them (Ibn Ezra's words) with intelligence, understanding and deep insight." H. Norman Strickman, Ibn Ezra's Commentary on the Pentateuch. Genesis. Bereshit (New York: Menorah Publishing Company, 1988), p. xxii) juga berpendapat sama.

photo
Manachem (Moch) Ali MA.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement