Jumat 13 Jul 2018 15:35 WIB

Masjid di Gottingen, Berkembang di Tengah Masyarakat Sekuler

Masjid ini bisa penuh saat hari raya seperti Idul Fitri atau Idul Adha.

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Andi Nur Aminah
 Masjid Al-Taqwa di Gottingen, Jerman
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Masjid Al-Taqwa di Gottingen, Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, GOTTINGEN -- Mata Khaled Kanjo (62 tahun) tampak berbinar-binar. Ia menyambut ucapan salam rombongan kami siang itu dengan riang. Volunteer yang telah 30 tahun merawat Masjid Al-Taqwa, Gottingen, Jerman itu tampak senang sekali kedatangan saudara-saudara seimannya.

"Sehari-hari biasanya hanya 10 sampai 15 orang saja yang datang untuk menunaikan ibadah di tempat ini," ujarnya saat menerima Republika.co.id bersama rombongan peserta program Life of Muslims in Germany 2018, Kamis (12/7).

Satu-satunya event dimana Al-Taqwa bisa sampai penuh adalah saat hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri atau Idul Adha. Saat waktu itu tiba, tempat yang terletak di Guterbahnhofstrasse 14 tersebut bisa dipadati ribuan jamaah. "Kebanyakan mahasiswa yang datang ke sini," ujar pria asal Suriah itu.

photo
Masjid Al-Taqwa di Gottingen, Jerman

Sementara saat bulan Ramadhan, tempat itu juga sering dipenuhi oleh mahasiswa. Bahkan, kata dia, kalau mahasiswa asal Indonesia yang datang mereka sering membawa makanan enak seperti nasi goreng, gulai kambing, dan lain sebagainya.

Selain mengadakan ibadah lima waktu, Al-Taqwa juga sering mengadakan kajian-kajian Islam dan sejumlah pelatihan seperti kursus bahasa Arab dan tadarus Alquran. "Bahkan beberapa waktu lalu ada juga beberapa orang yang masuk Islam dengan mengucapkan syahadat di tempat ini," kata Khaled yang mengaku pernah kuliah di Oxford University itu.

Al-Taqwa adalah satu dari tujuh masjid yang ada di Gottingen. Enam masjid lainnya, kata Khaled, di antaranya adalah masjid Arab Saudi, masjid Turki, dan masjid Yugoslavia. "Meskipun demikian semuanya adalah masjid sunni," katanya.

photo
Shalat berjamaah di Masjid Al-Taqwa, Gottingen

Khaled juga menegaskan tidak ada masalah berarti perihal peribadatan umat Islam di Gottingen. Menurutnya, masyarakat Jerman yang sekuler sangat toleran dengan masyarakat Muslim yang minoritas di Kota Universitas tersebut. "Mungkin di tempat-tempat lain di Jerman ada masalah, namun tidak di tempat ini," tutur Khaled meyakinkan.

Ia juga bersyukur karena sejak datang ke tempat itu 30 tahun yang lalu, komunitas Muslim di Gottingen terus berkembang. "Masyarakat Islam semakin berkembang dan masjid ini juga semakin besar," ujarnya bangga.

Pria berjanggut putih itu juga mengaku tak mempermasalahkan aturan hukum di Jerman yang tidak menganggap tempat itu sebagai masjid, melainkan islamic center. "Bagi saya itu hanya semata hukum. Bagi kami komunitas muslim, tempat ini adalah masjid," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement