REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggerakkan kesadaran masyarakat untuk bersedekah melalui Kotak Infak (Koin) NU. Untuk menyosialisasikan gerakan itu, PBNU melaksanakan Kirab Nasional Koin NU.
Saat ini, Kirab Nasional Koin NU telah menempuh perjalanan sepanjang 1.200 km melalui 49 kota selama empat bulan dari Banten hingga Banyuwangi. "Dampak sosial ekonominya tampak bagus dan insya Allah kami lanjutkan ke etape-etape berikutnya," kata Ketua PBNU Muhammad Sulton Fatoni saat penutupan kirab etape pertama di Pondok Pesantren Manbaul Falah, Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (7/7), dikutip dari siaran pers.
Menurut Sulton, Kirab Koin NU berdampak positif menumbuhkan gairah masyarakat untuk rajin bersedekah, berinfak secara kolektif, dan membangkitkan kepedulian untuk secara terhadap sesama. "Masyarakat menemukan pola berbagi untuk sesama melalui program Koin NU yang praktiknya sederhana," kata Sulton.
Menurut dia, kota-kota yang dilalui Kirab Koin NU telah mengimplementasikan gerakan Koin NU. Hasilnya diwujudkan untuk mendirikan rumah sakit, membeli puluhan mobil ambulans, membantu fakir miskin, beasiswa untuk anak yang hampir putus sekolah, pemberdayaan ekonomi, dan bantuan dana kesehatan.
"Semangat masyarakat ini perlu dipelihara sehingga mampu membantu Pemerintah mempercepat proses pemajuan masyarakat khususnya di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan," katanya.
Kirab Nasional Koin NU yang dijalankan oleh NU Care-LAZISNU ini selanjutnya akan menempuh perjalanan dari Bali hingga Nusa Tenggara Barat.