Rabu 09 May 2018 10:20 WIB

Geliat Syiar Islam di Republik Demokratik Kongo

organisasi Islam tumbuh dan menyebar di berbagai tempat, menjamur.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Peta Kongo
Foto: save-islam.blogspot.com
Peta Kongo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Abad ke-20 menjadi momentum ter sendiri bagi komunitas Muslim di sana. Pada 1920 organisasi masyarakat sipil Islam mulai muncul. Sekolah Alquran pertama dibuka, tapi tak berusia panjang, mati perlahan karena tak mampu bersaing dengan sekolah umum dan sekolah Kristen.

Lulusan sekolah Alquran juga tidak berkembang. Setelah kemerdekaan, Muslim Kongo terpinggirkan dan Islam tidak pernah diakui sebagai agama resmi.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan, umat Islam di negeri itu hanya 10 per sen dari total warga. Mayoritas dari mereka adalah Sunni meskipun ada kelompok Syiah yang cukup besar di Kinshasa dan sebagian kecil Ahmadiyah.

Organisasi Muslim tertinggi adalah COMICO (Communaut? Islamique en R? publique D?mocratique du Congo) yang didiri kan pada 1972. Ketika itu organisasi Islam tumbuh dan menyebar di berbagai tempat, menjamur.

Di antara mereka ada organisasi Muslimah. Sebagian lainnya bergerak dalam pendidikan dan kesehatan. Ada pula yang menangani rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat pascakonflik.

Saat ini kebanyakan sekolah-sekolah Muslim di DR Kongo tidak khusus mengajarkan Alquran. Sistem pendidikan mereka sangat inklusif, mengakomodasi anak- anak dari agama lain. Sebagian guru mereka juga non-Muslim.

Orang tua dapat mengarahkan anaknya un tuk lebih intens studi Alquran. Caranya de ngan melibatkan anak dalam ekstrakuri kuler Alquran. Mereka dapat mempe lajari tilawah Alquran atau ilmu-ilmu Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement