Selasa 01 May 2018 22:13 WIB

Islam Wasatiyah Perlu Jadi Kurikulum Pendidikan

Islam wasatiyah membentuk karakter generasi yang islami.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Pembukaan KTT Wasatiyah. Pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Wasathiyah Islam di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Pembukaan KTT Wasatiyah. Pembukaan Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) tentang Wasathiyah Islam di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Islam wasatiyah (moderat) diharapkan masuk dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Hal tersebut disampaikan pakar pendidikan Islam yang juga alumni Al Azhar, Kairo, Mesir, Syairozi dalam halaqah kebangsaan alumni Al Azhar di Solo pada Selasa sore (1/5).

Menurut Syairozi, dengan masuknya Islam wasatiyah pada kurikulum pendidikan, dapat menjadi solusi meningkatkan pendidikan dengan membentuk karakter generasi yang islami. "Kita harapkan sekolah itu berbasis wasatiyah, kurikulumnya membawa wasatiyah. Dari beberapa yang saya lihat, tak ada yang memnbawa kurikulum wasatiyah selain kurikulum di Al Azhar," kata Syairozi.

Ia menjelaskan, saat ini banyak lembaga-lembaga pendidikan non-Muslim tumbuh pesat hingga ke daerah-daerah. Di amengatakan pemeringkatan nilai ujian nasional tahun lalu, dari 100 besar Sekolah Menengah Atas yang meraih nilai tertinggi, peringkat tertinggi di pegang sekolah-sekolah non-Muslim.

Ia berharap lembaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar, menengah hingga perguruan tinggi membawa kurikulum wasatiyah untuk diajarkan dan ditanamkan pada pelajar. Halaqah kebangsaan alumni Al Azhar menjadi pembuka dari rangkaian silaturahim Grand Syekh Al Azhar Ahmad Muhammad Ath Thayyeb dengan Ikatan Alumni Al Azhar Kairo Mesir di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement