REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruqutni mengapresiasi Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) yang sedang menggagas Masjid Mart untuk membangkitkan ekonomi umat. Menurut dia, gagasan tersebut senada dengan semangat DMI yang mempunyai tagline "Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid".
"Memang program itu senada dengan dewan masjid Indonesia, intinya itu menyangkut pemberdayaan masjid," ujar Imam kepada Republika.co.id, Rabu (14/3).
Imam mengatakan, DMI saat ini juga terus mensosialisasikan agar umat Islam tidak hanya memakmurkan masjid tapi juga bisa dimakmurkan oleh masjid. Menurut dia, banyak cara agar umat bisa dimakmurkan masjid, salah satunya masjid harus dijadikan pusat komunitas umat Islam termasuk di bidang ekonomi.
Menurut dia, saat ini memang harus dibangun kebiasaan umat untuk bergerak melalui masjid. "Maka itu keinginan membentuk Masjid Mart itu atau semacamnya saya kira tinggal membicarakan bagaimana pola itu terakomodasi dalam kehiduan masjid," ucapnya.
Selama ini, menurut dia, masjid-masjid di Indonesia hanya dijadikan sebagai tempat ibadah saja. Ke depannya masjid diharapkan juga bisa bisa membangkitkan ekonomi umat. DMI juga telah melakukan MoU dengan Asosiasi Bank-Bank Syariah di Indonesia untuk memakmurkan masjid.
"Di antaranya kita juga ingin membuka semacam konseling ekonomi terhadap masyarakat dan jamaah, dan kemungkinan membuka kantor kas atau apa. Kalau besar ya bisa cabang bank syariah, sehingga masyarakat juga akrab dengan sistem keuangan syariah," katanya.
Jika Masjid Mart diarahkan untuk menyadarkan masyarakat terkait ekonomi syariah, tambah dia, maka juga sangat positif. Apalagi, menurut dia, masjid mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. "Di waktu shalat Jumat saja itu, masyarakat Indonesia kumpul di masjid itu dari Aceh sampai Merauke itu kira-kira 100 jutaan orang. Jadi potensinya sangat besar," kata Imam.
"Jadi, menurut saya bagus ide itu, hanya saja kira perlu sosialisasi, sehingga masjid tidak otomatis jadi pasar. Nah itu repot," imbuhnya.
Sebelumnya, Pengurus Pusat (PP) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) mempunyai konsep Masjid Mart untuk membangkitkan ekonomi umat. Konsep tersebut juga bisa membantu membangkitkan ekonomi para dai agar dalam berdakwah semakin ikhlas tanpa mengharap imbalan.
Ketua Umum PP Ikadi Prof KH Ahmad Satori Ismail mengatakan para dai perlu ikhlas dalam berdakwah. Tapi para dai juga manusia yang butuh makan dan minum. Sementara kalau dakwah mengharapkan imbalan apalagi amplop, artinya dalam hatinya belum begitu mantap.
"Sehingga dilihat perlu mereka (para dai) memiliki kemampuan berekonomi secara baik," katanya kepada Republika.co.id, Senin (12/3).