Senin 05 Mar 2018 14:11 WIB

Insiden Kejahatan Anti-Muslim Melonjak di Jerman

Sedikitnya 33 warga Muslim terluka dalam serangan tersebut.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Keluarga imigran Muslim di Jerman
Foto: stratfor
Keluarga imigran Muslim di Jerman

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Data pemerintah terbaru di Jerman mencatat terdapat 950 serangan anti-Muslim dan masjid di Jerman pada 2017. Kementerian Dalam Negeri Jerman mengatakan dalam sebuah jawaban dari pertanyaan parlemen, sedikitnya 33 warga Muslim terluka dalam serangan tersebut.

Dilansir di World Bulletin, Senin (5/3), itu termasuk serangan yang terjadi terhadap wanita Muslim yang mengenakan jilbab dan serangan terhadap masjid dan institusi Muslim lainnya. Kementerian tersebut mencatat, setidaknya 60 serangan yang terjadi pada tahun lalu itu menargetkan masjid dan institusi Muslim lainnya. Dalam sebagian besar insiden, pelaku adalah ekstremis sayap kanan.

Pada Januari lalu, polisi mulai mencatat daftar kejahatan islamofobia di bawah kategori khusus, setelah adanya seruan dari komunitas Muslim di Jerman. Mereka meminta kepolisian mengambil tindakan yang lebih serius terhadap meningkatnya jumlah kejahatan berlatar kebencian anti-Muslim.

Jerman, sebuah negara dengan 81,8 juta penduduk, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara 700 juta Muslim di negara ini, tiga juta berasal dari Turki. Banyak dari mereka yang merupakan generasi kedua atau ketiga keluarga Turki yang bermigrasi ke Jerman pada 1960-an dan terintegrasi dengan baik dengan masyarakat setempat.

Negara dengan ekonomi terbesar di Uni Eropa tersebut telah menyaksikan berkembangnya islamofobia dan kebencian terhadap para migran dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu dipicu oleh propaganda dari partai-partai sayap kanan dan populis, yang telah mengeksploitasi kekhawatiran akan krisis pengungsi dan terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement