Senin 29 Jan 2018 06:03 WIB

Muslim Inggris Mencapai Tiga Kali Lipat dalam 30 Tahun

Populasi Muslim akan meningkat lebih dari 3 persen di Inggris.

Muslim inggris dalam seuah peretemuan.
Foto: telegraph.co.uk
Muslim inggris dalam seuah peretemuan.

REPUBLIKA.CO.ID,  — Sebuah lembaga penelitian, Pew Research Center, menyatakan populasi Muslim Inggris akan mencapai tiga kali lipat dalam 30 tahun. Dengan menghitung model yang mengasumsikan tingkat migrasi median, jumlah umat Islam di negara ini akan meningkat dari 4,1 juta di tahun 2016 menjadi 13 juta orang pada tahun 2050.

Lembaga riset yang berbasis di AS mengatakan, Inggris telah menjadi tujuan utama migran ekonomi yang datang ke Eropa. Sementara Jerman telah menjadi tujuan utama pengungsi. Mereka mengatakan  bahwa penelitian tersebut mengikuti "masuknya catatan pencari suaka yang melarikan diri dari konflik di Suriah dan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim lainnya."

Inggris juga memiliki salah satu kesenjangan terbesar dalam tingkat kesuburan antara Muslim dan non-Muslim. Wanita Muslim memiliki rata-rata 2,9 anak-anak dibandingkan dengan 1,8 yang dimiliki oleh non-Muslim.

Ini berarti bahwa jika migrasi berhenti sepenuhnya, pangsa populasi kelompok Muslim akan meningkat lebih dari 3 persen di Inggris, dan juga di Prancis, Italia, dan Belgia.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan, jika migrasi berlanjut pada tingkat yang sama, tapi gerakan pengungsi berhenti, Inggris akan memiliki populasi Muslim tertinggi di Uni Eropa, yakni pada jumlah 13 juta, yang merupakan 16,7 persen dari populasi. Saat ini negara tersebut berada di belakang Jerman dan Prancis dalam populasi Muslim secara keseluruhan.

"Relatif sedikit imigran baru ke Inggris (60.000) adalah pengungsi. Namun, lebih dari 1,5 juta migran reguler tiba di sana dalam beberapa tahun terakhir. Secara keseluruhan, diperkirakan 43 persen dari semua migran ke Inggris antara pertengahan 2010 dan pertengahan 2016 adalah Muslim," kata surat kabar tersebut.

photo
Pria Muslim berdoa di Masjid Baitul Futuh di Morden.
Penelitian  tersebut juga menunjukkan bahwa Inggris memiliki satu tingkat permusuhan yang lebih rendah terhadap pengungsi dari Irak dan Suriah. Lebih dari satu dari tiga orang melihat mereka sebagai ancaman utama, dibandingkan 39 persen di Prancis, 42 persen di Spanyol, dan 60 persen di Polandia.

Ini menyimpulkan bahwa orang-orang di negara-negara dengan jumlah pengungsi yang lebih rendah secara keseluruhan cenderung percaya bahwa mereka adalah ancaman. Menurut data dari Observatorium Migrasi yang berbasis di Oxford, satu dari lima orang kelahiran non-Inggris di Inggris beragama Islam.

sumber : telegraph.co.uk
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement