Selasa 23 Jan 2018 17:17 WIB

Pengacara Muslim di Italia Dipermalukan di Pengadilan

Hakim Giancarlo Mozzarelli memintanya melepaskan jilbab atau meninggalkan ruangan

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Esthi Maharani
Muslim Italia (ilustrasi)
Foto: onislam.net
Muslim Italia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  ROMA -- Seorang Trainee lawyer Muslim kelahiran Maroko merasa dipermalukan, setelah seorang hakim mengusirnya pekan lalu dari pengadilan administratif di Italia utara lantaran ia menolak melepaskan jilbab. Pada sidang di pengadilan administratif regional di Bologna, Asmae Belfakir, diminta Hakim Giancarlo Mozzarelli untuk melepaskan jilbabnya atau meninggalkan ruang sidang.

Saat memasuki ruang sidang bersama semua pengacara lainnya yang terlibat dalam kasus tersebut, hakim lantas meminta untuk melepaskan sesuatu. Namun, sang hakim bahkan tidak mengatakan 'jilbab' dan tidak melihat terhadapnya.

"Saya pikir dia hanya menginginkan seseorang untuk melepaskan mantel mereka, saya tidak bisa membayangkan dia sedang berbicara dengan saya. Lalu saya menatap matanya dan menyadari. Saya kesal dan saya berkata, menyelesaikan kalimatnya, 'jilbab?'" kata Belfakir, dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (23/1).

"Segera setelah itu, dia berkata: 'Ya, jika Anda ingin tinggal di ruang sidang ini, Anda harus melepasnya'."

"Saya menjawab, 'Saya tidak akan melepasnya. Saya pergi keluar'."

Saat Belfakir membuka pintu, sang hakim mengatakan kepada mereka yang hadir bahwa itu karena rasa hormat dari budaya dan tradisi mereka. Belfakir mengatakan, ia merasa sangat buruk saat mendengar seorang hakim berbicara tentang budaya dan tradisi dalam konteks tersebut. Ia mengatakan, ia hanya berada di pengadilan untuk mempelajari pekerjaan dan memahami bagaimana hukum harus diterapkan.

"Saya tidak berada di sana untuk dipermalukan karena agama saya. Saya mendengar banyak hal tentang hakim itu, modus operandinya dan pikiran pribadinya," lanjut Belfakir.

Belfakir mengatakan, ia cukup yakin bahwa sang hakim tidak akan pernah meminta seorang biarawati pun untuk melepaskan jilbabnya. Ia juga mengatakan merasa yakin, karena seorang biarawati tidak menghina budayanya seperti yang ia lakukan dengan mengenakan jilbab. Ia menambahkan, hakim seharusnya mengetahui mengapa dia mengenakan syal dan itu tidak mempengaruhi pemeriksaan pengadilan atau keahliannya sebagai seorang trainee lawyer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement