REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menginstruksikan kepada seluruh pimpinan pesantren di bawah naungan Nahdlatul Ulama untuk membaca qunut nazilah. Intruksi ini dikeluarkan PBNU dengan nomor surat 1693/C.I.34/12/2017 dengan perihal Instruksi Pembacaan Doa Qunut Nazilah dan Hizib Nashor untuk Solidaritas Palestina.
Surat ini ditandatangani oleh Rais Aam PBNU, KH Ma'ruf Amin, Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini. Surat intruksi ini disampaikan Helmy Faishal kepada Republika.co.id, Selasa (18/12).
Sebagai Sekjen, Helmy menjelaskan, dalam surat tersebut bahwa intruksi ini dikeluarkan setelah PBNU mencermati perkembangan terakhir terkait isu Palestina, di mana protes negara-negara dunia belum mampu menghentikan tindakan sepihak Amerika Serikat.
Karena itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengintruksikan kepada seluruh jajaran kepengurusan Nahdlatul Ulama di semua tingkatan dan kepada seluruh Pimpinan Pondok Pesantren, masjid dan mushalla untuk membacakan doa qunut nazilah dan hizib nashor. Doa perlu dikumandangkan sebagai wujud solidaritas perjuangan warga Palestina.
"Demikian surat instruksi ini kami sampaikan, atas perhatian seluruh jajaran kepengurusan Nahdlatul Ulama, di sampaikan terima kasih," tulis Hemy.
Seperti diketahui, perkembangan terakhir soal kasus Palestina bahwa Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan sepihak Trump ini pun menyakiti umat Islam di seluruh dunia sehingga banyak negara yang melakukan penolakan terhadap aksi kontroversial Trump itu.
Sebagai negara berpenduduk Islam terbesar, Indonesia pun turut menolak keras kebijakan tersebut. Karena itu, pada Ahad (17/12) kemarin, rakyat Indonesia berkumpul di Monumen Nasional (Monas) Jakarta dengan melakukam Aksi Bela Palestina. Aksi ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Prof KH Ma'ruf Amin.