Rabu 29 Nov 2017 04:15 WIB

Habib Syeikh dan Dalang Enthus akan Meriahkan MQK 2017

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Dr H Ahmad Zayadi MPd membuka Santri Writer Summit di Pusat Kebudayaan Jepang UI Depok, Sabtu (28/10).
Foto: Dok Santrinulis
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Dr H Ahmad Zayadi MPd membuka Santri Writer Summit di Pusat Kebudayaan Jepang UI Depok, Sabtu (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ajang Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tahun 2017 akan berlangsung di Pesantren Raudlatul Mubtadiin Balekambang, Jepara akhir November ini. Ajang lomba baca kitab kuning para santri ini akan dimeriahkan juga dengan pentas seni.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Ahmad Zayadi mengatakan, bahwa pentas seni MQK akan menghadirkan Habib Syeikh dan Dalang Enthus Susmono. “Habib Syeikh dijadwalkan mengisi Pentas Seni, pada Sabtu malam Minggu, 2 Desember 2017, mulai pukul 19.30 WIB,” ujarnya di Jakarta, Selasa (28/11).

Menurut Zayadi, Habib Syeikh, seperti biasanya, akan melantunkan shalawat diiringi tim yang biasa mendampinginya. Kehadiran dan penampilan Habib Syeikh diharapkan dapat menambah kemeriahan ajang MQK kali keenam ini.

Zayadi menambahkan, menghadirkan Habib Syeikh merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. “Perhatian dan kontribusi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah untuk mensukseskan even MQK ini patut kita berikan applaus. Mereka all-out untuk kegiatan MQK ini,” papar Zayadi.

Selain membiayai sejumlah event kegiatan, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga membangun sarana prasarana di lingkungan pondok pesantren. Tidak hanya sekedar dari APBD, tetapi juga bersumber dari dana CSR sejumlah perusahaan. “Ini menjadi berkah bagi pondok pesantren yang menjadi tuan rumah MQK”, papar Ahmad Zayadi.

Untuk Dalang Enthus Susmono, menurut Zayadi, rencanana akan tampil di MQK pada Minggu malam Senin, 3 Desember 2017. Sebagaimana Habib Syeikh, Ki Enthus Susmono juga dihadirkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Kehadiran Ki Enthus Susmono di event MQK diharapkan akan menambah kecintaan para santri terhadap tradisi budaya Indonesia. Seni dalang merupakan kekuatan budaya yang tumbuh dari rahim Indonesia. Kita harus bangga dan menghargai budaya asli Indonesia,” papar doktor pendidikan nilai UPI Bandung ini.

“MQK diharapkan mampu mempertemukan ruang batin keindonesiaan dalam alam nyata. Saya fikir, kita harus berani menunjukkan identitas keindonesiaan kita, termasuk dalam event pendidikan keagamaan semacam MQK ini,” tandasnya.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement