REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun pertumbuhan gereja di Jamaika tertinggi di dunia, Presiden Dewan Islam Jamaika (ICOJ) Mustafa Muhammad mengatakan, negara ini ramah terhadap Muslim yang menjalankan ibadahnya. Toleransi agama di Jamaika sangat tinggi.
"Sangat mudah untuk berinteraksi dengan orang-orang Jamaika karena kita hampir tidak pernah menghadapi ancaman kekerasan," katanya.
Seluruh masjid di Jamaika dikelola oleh ICOJ. Pemeluk Islam di Jamaika pada 2013 lalu mencapai 6.000 orang. Namun, jumlah tersebut masih terus bertambah setiap bulannya. Sekitar lima hingga tujuh orang memeluk Islam dan menjadi anggota Masjid di Sout Camp Road, Kingston, secara rutin. Meski Muslim bertambah, media masih saja membuat berita negatif tentang Islam.
Ada saja tajuk media massa yang menganggap Islam harus diwaspadai. Meski demikian, masyarakat tidak langsung mengamini tajuk tersebut. Justru ini menciptakan peluang untuk menjelaskan kekerasan tidak ada hubungannya dengan agama Islam.
"Ini telah membangkitkan keingintahuan dan orang cenderung untuk mencari tahu mengapa kita bersikap seperti kita," kata Mustafa Muhammad dalam Jamaica- Gleaner.com.
Alasan lain banyak orang tertarik Islam karena berhenti meyakini agama masa lalunya. "Kami telah diajarkan untuk menghormati agama-agama lain dan tidak mendorong orang untuk menangis atau bersikap kritis,"jelas dia.