REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Desa Sukorejo, Jawa Tengah, KH As'ad Syamsul Arifin dilahirkan. Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo itu mempunyai rumah yang disebut-sebut paling jelek di daerah itu. Untuk seorang kiai, bangunan tempat dia tinggal hanya berukuran 3x6 meter. Dinding-dindingnya hanya dibatasi papan.
Bukan rumah yang menjadi tolok ukur kontribusi Kiai As'ad terhadap Nahdlatul Ulama dan bangsa ini.Dalam sejarah terlahirnya NU, Kiai As'ad memainkan peran sebagai mediator antara KH Cholil di Bangkalan dan KH Hasyim Asy'ari di Jombang. Inilah peran penting yang diambil oleh Kiai As'ad hingga akhirnya NU terbentuk pada 1926.
Nama KH As'ad Syamsul Arifin begitu lekat di kalangan warga Nahdliyin. Sang kiai tercatat sebagai tokoh mediator bagi terbentuknya organisasi massa (ormas) Islam terbesar di negeri ini. Selain itu, ia dikenal sebagai kiai yang memiliki keterampilan bela diri dan kanuragan. Bekal ilmu kanuragan tersebut sempat membuatnya dengan gagah berani mengusir pasukan Jepang di Jember, Jawa Timur. Ia juga pernah membuat seorang bandit di daerah Besuki takluk.
Sang Kiai dikenal sebagai ulama yang enggan mengejar jabatan. Semasa politik Indonesia bergolak, Presiden Sukarno pernah menawarkan jabatan menteri agama. Namun, Kiai As'ad menolak dengan dalih ingin mengurus pesantrennya. Kiai As'ad juga menolak saat ditawari jabatan bergengsi di dalam internal NU. Tawaran posisi rais aam hingga rais akbar yang pernah disodorkan warga Nahdliyin tidak diterimanya karena Kiai As'ad ingin fokus mengurus para santrinya.
Jasa-jasa Kiai As'ad pun dihargai pemerintah. Pada bulan kepahlawanan tahun 2016 lalu, Presiden Joko 'Jokowi' Widodo menetapkan almarhum Kiai Raden As'ad Syamsul Arifin sebagai pahlawan nasional. Kiai As'ad yang merupakan pemuka agama dari Jawa Timur, ditetapkan sebagai pahlawan nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 90/TK/Tahun 2016 tertanggal 3 November 2016.
Upacara penganugerahan gelar pahlawan nasional dilakukan di Istana Negara dengan dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi. Keppres pahlawan nasional diserahkan Presiden kepada perwakilan dari ahli waris keluarga, Kiai Haji Raden Ahmad Azaim Ibrahimy.