Ahad 08 Oct 2017 23:27 WIB

Mendengar dan Taat

Hamba yang Taat/Ilustrasi
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Hamba yang Taat/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inilah kisah keteladanan dari lelaki bernama Hudzaifah Ibnu Yaman. Salah satu fragmen dalam Perang Khandaq menjadikan kisahnya menjadi suar dalam Islam.

Kita paham bagaimana beratnya perang Khandaq. Rasulullah SAW dan para sahabat memainkan strategi defensif. Lewat peluh dan kepayahan mereka menggali parit. Kelaparan diatasi dengan ganjalan batu. Kaum Muslimin dikepung oleh pasukan aliansi Quraisy.

Sementara dari dalam Kota Madinah, umat Islam dikhianati oleh Yahudi. Terlebih saat itu musim dingin menerpa dengan angin kencang yang tak henti-hentinya menerpa.

Dalam keadaan yang mencekam itu, Rasulullah SAW memberikan tugas yang amat menantang. Memata-matai musuh di seberang. Rasulullah SAW bersabda, "Adakah orang yang bersedia mencari berita musuh dan melaporkannya kepadaku. Mudah-mudahan Allah menjadikannya bersamaku pada hari kiamat".

Begitu Imam Muslim meriwayatkan. Lihatlah balasannya yang amat besar. Rasulullah menjanjikan bagi yang mau berangkat akan menemaninya kelak di hari kiamat. Sebuah balasan yang amat besar. Tapi para sahabat bergeming. Keadaan yang mencekam lebih menusuk ke dalam kalbu mereka.

Rasulullah SAW pun sampai mengulangi sabdanya tiga kali. Tetap, tak ada satupun yang beranjak. Tiba-tiba, Rasulullah SAW langsung menunjuk seseorang.  "Bangkitlah, wahai Hudzaifah. Carilah berita dan laporkanlah kepadaku!"

Dalam hadis yang sanadnya langsung bersambung ke Hudzaifah ini, ia sejatinya merasa berat mengerjakan perintah itu. Sama seperti yang lain. Namun ia mengalahkan semua keengganan itu dan segera bangkit demi namanya langsung disebut Rasulullah. "Karena itu, tidak boleh tidak, aku harus bangkit karena beliau menyebut namaku."

Lihatlah Hudzaifah. Ia tetap mengisahkan bagian kemanusiaannya. Ia merasa berat, itu wajar. Sangat manusiawi. Sahabat-sahabat yang senior pun juga enggan mengajukan diri. Hatinya merasa tak sanggup 

melakukan pekerjaan yang pahalanya amat besar itu. Namun ia bangkit. Ia berangkat. Demi mematuhi sebuah perintah yang telah terucap. Hudzaifah mendengar dan ia taat. Adakah sifat dan karakter itu masih terpatri dalam diri kita hari ini?

Disarikan dari Pusat Data Republika

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement