Kamis 07 Sep 2017 21:21 WIB

Ciri Pemimpin Amanah

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)
Foto: Wordpress.com
Pemimpin yang berilmu (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu saat, Khalifah Umar bin Khattab mengadakan kunjungan dinas ke Homs. Ia hendak mengetahui bagaimanakah Said bin Amir,  sahabatnya tersebut, menjalankan roda pemerintahan.

Sang khalifah mendapat jawaban yang mengejutkan dari warga Homs. Mereka mengatakan bahwa kepemimpinan Said bin Amir al-Jumahi baik, kecuali empat hal.

Mendengar jawaban itu, Umar penasaran. Keempat hal yang dimaksud itu adalah pertama, Said datang untuk bekerja tidak dari pagi hari. Kedua, ketika malam Said tidak pernah mau menerima tamu. Ketiga, satu hari dalam sebulan tidak menemui masyarakat. Terakhir, kadang-kadang Said tiba-tiba dapat jatuh pingsan. Rasa penasaran Umar kian memuncak.

Ia pun lantas menanyakan kebenaran informasi itu langsung kepada Said. Said menjawab bahwa mengapa ia tidak dapat melayani warga pada pagi hari lantaran tidak memiliki pembantu dan harus mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu.

Untuk jawaban kedua, ia mengatakan, hal ini dilakukan semata untuk membagi waktu. Pagi hingga sore untuk aduan masyarakat, sedangkan malam hari adalah waktu beribadah bagi Said. Ketiga, mengapa ia tidak menemui warga sebulan sekali ini sebab ia mesti mencuci baju yang lekat di badan sebulan sekali.

Dan untuk jawaban terakhir, ternyata pingsan yang dialaminya tersebut akibat kerap teringat atas kematian Khubaib bin Adi yang dibunuh kafir Quraisy. Said merasa berdosa tak bisa berbuat apa pun ketika sahabatnya terbunuh ketika itu.

Penjelasan yang disampaikan oleh Said itu akhirnya membuat lega hati Umar. "Alhamdulillah, penilaianku terhadap Said telah terjawab dengan jawabannya. Ia adalah salah satu Muslim terbaik dan setiap pertanyaan atas diri Said bin Amir al-Jumahi telah terjawab," ujar Umar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement