Kamis 31 Aug 2017 17:15 WIB

Dari Youtube, Jamillah Tahu Shalat Itu Ibadah yang Menenteramkan Hati

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:
Youtube

Setelah menikah, Jamillah mulai mengalami mimpi buruk selama bertahun-tahun. Mimpi yang menghantui tidurnya secara berulang-ulang itu selalu mengenai peristiwa yang sama, yakni perkosaan yang dialaminya ketika masih berumur 13 tahun dulu.

Seusai melakukan konseling ke psikolog dan psikiater, barulah Jamillah menyadari bahwa ia mengidap depresi berat. Begitu beratnya depresi yang dia derita sehingga sempat terlintas di pikirannya untuk mengakhiri hidup.

Jamillah merasa seperti ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Namun, dia tidak mengetahui apa yang hilang itu. Sampai akhirnya dia menonton kisah tentang para mualaf di laman YouTube. Tanpa disangka-sangka, kegiatan itu ternyata mampu membawa ketenangan bagi jiwanya. Seakan-akan dia kembali menemukan secercah harapan setelah mengikuti cerita mengenai pengalaman mereka mencari hidayah Islam.

“Saya pikir, Allah SWT memang sengaja mendorong saya kepada Islam. Saya mulai mengikuti cerita para mualaf di YouTube, sampai akhirnya saya ketagihan menontonnya,” kata Jamillah mengaku.

Semakin banyak menonton kisah para mualaf, ketertarikan Jamillah terhadap Islam pun kian meningkat. Dia akhirnya berkesimpulan, agama samawi tersebut adalah satu-satunya solusi bagi persoalan hidup yang dihadapinya selama ini.

Selanjutnya, Jamillah pun mulai mengikuti kuliah Islam setiap pekan. Sebagai hasilnya, ada semacam perubahan besar yang ia rasakan setiap kali menghadiri kuliah tersebut. Di dalam dirinya mulai tumbuh kembali sikap optimistis dan semangat untuk menjalani hidup dengan lebih baik. “Saya tidak tahu persis bagaimana perubahan itu bisa muncul di dalam diri saya. Tetapi saya yakin, semua itu berasal dari Allah SWT,” kata Jamillah.

Pada 2009, perempuan Australia itu akhirnya resmi mengikrarkan dua kalimat syahadat dan menjadi mualaf. Dia pun merasa sangat beruntung karena bisa memperoleh kembali bagian yang hilang dalam hidupnya selama ini. “Walaupun butuh waktu 40 tahun untuk menemukan Islam, namun sekarang aku benar-benar memahami betapa luas kasih sayang Allah itu,” ujarnya penuh haru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement