Senin 28 Aug 2017 16:15 WIB

Islam di Slovenia: Ibarat Perahu Kecil di Laut Berkarang

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Faila Pasic Bisic, Muslimah Slovenia.
Foto: worldbulletin.com
Faila Pasic Bisic, Muslimah Slovenia.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Memeluk Islam di negara minoritas Muslim adalah tantangan. Banyak cobaan yang harus dihadapi.

Tokoh Muslim Slovenia, Ahmed Pasic, menceritakan, menjadi Muslim di negaranya ibarat menumpangi perahu kecil di tengah laut yang banyak batu karang. Harus perlahan dan hati-hati. Jika tergesa-gesa, akan menabrak karang.

Hal itu dirasakannya pada masa kecil sekitar era 1970-an. Ketika itu dia adalah anak yang tinggal di lingkungan masyarakat asli Bosnia. Dia tak pernah berbicara Slovenia. Hal itu menjadi permasalahan tersendiri ketika dia menjadi murid sekolah dasar. Meski sudah mempelajari bahasa Slovenia, dia tetap belum terbiasa menggunakan bahasa itu dalam percakapan sehari-hari.

Permasalahan muncul ketika dia diminta berorasi di depan kelas. Dengan ke mampuan seadanya, Pasic mencoba berbi cara dengan bahasa Slovenia. Teman-temannya ada yang menganggap dia lucu. Ada juga yang mengejeknya. Pengalaman itu ditulisnya di berbagai situs internet.

Karena tak mau terus dilecehkan, Pasic memperjuangkan hak umat Islam. Dia merupakan aktivis yang membela kepen tingan Muslim untuk membangun masjid. Ini adalah sesuatu yang sulit karena pem erin tah sangat membatasi gerak-gerik umat Islam. Namun, umat Islam di sana tak menyerah. Pasic menjelaskan, fasilitas mushala memang sudah cukup menyebar di beberapa tempat, tetapi itu tak mampu untuk me nampung jamaah shalat Jumat. Ini adalah syariat yang harus dijalankan. Kisah itu tertulis dalam buku The Bosnian Diaspora: Integration in Transnational Communities.

Lebih dari empat dekade umat Islam mengajukan petisi untuk membangun masjid, tetapi baru pada 2013 keinginan mereka terwujud. Peletakan batu pertama dibangun di bekas lokasi industri di Kota Ljubljana. Tahap pertama pembangunan rumah Allah ini terlaksana pada 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement