Jumat 28 Jul 2017 19:00 WIB

Dari Khadijah Hingga Umar Bin Abdul Aziz

Tradisi wakaf (ilustrasi).
Foto:

Abdurrahman bin Auf adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang istimewa. Keistimewaannya itu didapatkan karena kedermawanannya kepada Islam. Dari karena hal itu pula, Rasulullah SAW memberikan jaminan untuk Abdurrahman bin Auf dengan surga.

Saat ia berhijrah, seluruh harta bendanya ditinggalkan di Makkah. Ia berangkat hanya dengan membawa pakaian secukupnya tanpa harta benda. Setibanya di Madinah, Rasul memerintahkan kaum Anshar (penolong) untuk membantu saudaranya kaum Muhajirin (orang yang berhijrah) dan menghubungkan mereka sebagai saudara.

Abdurrahman kemudian disaudarakan dengan Saad bin al-Rabi' al-Anshari. Saad yang mempunyai dua orang istri bermaksud menyerahkan salah satunya kepada Abdurrahman bin Auf untuk diperistri. Namun, tawaran itu ditolaknya. Abdurrahman hanya meminta Saad menunjukkan lokasi pasar pada dirinya. Saad pun kemudian mengantarkannya.

Di pasar, Abdurrahman kemudian bekerja keras dan menjadi pedagang. Tak berapa lama kemudian, Abdurrahman mendapatkan sukses besar hingga ia terkenal sebagai pedagang.

Tak cukup dengan itu keistimewaan Abdurrahman bin Auf. Pada saat Islam membutuhkan dana yang teramat besar untuk melawan pasukan Romawi, Abdurrahman menafkahkan seluruh hartanya untuk kejayaan Islam.

Umar bin Khattab pun kemudian mengadukan perilaku Abdurrahman bin Auf itu kepada Rasulullah. Rasul lalu menanyakan mengapa ia melakukan hal itu dan apa yang dia tinggalkan untuk keluarganya?

Ibnu Auf ini lalu mengatakan bahwa apa yang dia tinggalkan untuknya dan keluarganya jauh lebih besar dari apa yang ia nafkahkan untuk membantu pasukan Muslimin.

“Wahai Rasulullah, aku telah meninggalkan untuk mereka lebih banyak dan lebih baik dari yang telah aku infakkan.” Rasul bertanya, “Apa itu?” Abdurrahman menjawab, “Apa yang dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya berupa rezeki dan kebaikan serta pahala yang banyak.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement