REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namun, seiring dengan mencuatnya teknologi penyiaran, sihir kembali meng alami pergeseran makna. Memasuki awal abad industri, praktik-praktik sihir (magic) menjadi bagian dari bisnis pertunjukan hiburan.
Pesulap Amerika Serikat, Eugene Burger, menguraikan pendapatnya dalam buku Performing Magic on the Western Stage. Dia mengakui, sihir sudah sejak za man purba dipandang sebagai praktik jahat.
Akan tetapi, kata dia, di luar ke per cayaan agama Islam, Kristen, dan Yahudi sihir telah diterima sebagai seni. Ini utama nya karena upaya-upaya para peng iklan dan pemasaran, ujar pria kelahiran 1939 tersebut.
Salah satu raksasa industri hiburan yang berjasa mengangkat nilai jual sihir adalah the Walt Disney Company dan rekan-rekan. Korporasi-korporasi se macam itu meyakini sihir mengungkapkan hasrat terdalam setiap orang.
Dengan sihir sebagai seni, kata dia, penonton mengalami kesenangan atau ketegangan (suspense) yang terpuaskan karena tidak memerlukan upaya-upaya rasional apa pun, meskipun itu hanya sesaat.