REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib, memiliki seorang anak lelaki lagi, yakni selain Hasan dan Husain. Itu adalah putranya dari pernikahannya dengan Khaulah binti Ja'far bin Qais al-Hanafiyyah.
Ali menikah dengan wanita dari Bani Hanifah itu beberapa lama usai wafatnya Fatimah binti Rasulullah SAW. Dari rahim perempuan itu, lahirlah bayi laki-laki yang kemudian dinamakannya Muhammad. Penamaan ini sesuai dengan keinginan yang pernah diucapkan langsung Ali bin Abi Thalib di hadapan Nabi Muhammad SAW dahulu.
Berbeda dengan Hasan dan Husain, putra Ali bin Abi Thalib ini menyandang gelar al-Hanafiyah. Itu merujuk pada nama suku tempat ibu kandungnya berasal.
Profil pribadi Muhammad
Muhammad al-Hanafiyah bin Ali tumbuh dan dibesarkan di bawah bimbingan sang ayah. Ia juga mewarisi ketekunan ibadah, sifat zuhud, keberanian, kekuatan, serta kefasihan lidah sang khalifah. Ali bin Abi Thalib pun mendidiknya agar sigap dalam jihad fii sabilillah.
Muhammad bin Ali bin Abi Thalib pernah ditanya, "Mengapa Anda selalu diterjunkan di medan perang berbahaya dan memikul beban melebihi kedua kakakmu, Hasan dan Husain?"
Ia menjawab hal itu disebabkan kedua kakaknya ibarat kedua mata ayahnya. Adapun dirinya bagaikan kedua tangan Ali bin Abi Thalib. Sang khalifah keempat menjaga pandangan dengan 'tangannya.'