REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor Quraish Shihab menjadi khatib shalat Idul Fitri pada 1 Syawal 1438 Hijriyah. Dalam khutbahnya, Quraish Shihab mengajak masyarakat untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
"Agama memperkenalkan cinta tanah air adalah bagian dari keimanan, tidak heran Allah menyandingkan iman dan tanah air karena Allah tidak melarang kamu berlaku adil," kata Quraish Shihab saat memberikan ceramah di masjid Istiqlal, Ahad (26/6).
Dia mengatakan, kesadaran tentang kesatuan dan persatuan dibutuhkan masyarakat Indonesia. Mereka harus duduk bersama dengan untuk menimbulkan makna kerakyatan dalam keberagaman.
Dia melanjutkan, dalam keberagaman itu manusia tetap harus saling berbagi. Bersamaan dengan berbagi inilah sesuai dengan nilai pancasila yang berbunnyi keadilan sosial. Dia mengatakan, dalam ajaran agama selama bulan ramadhan setiap muslim diwajibkan untuk membayar zakat yang menjadi simbol keadilan sosial.
Lebih jauh, dia melanjutkan, masyarakat harus bisa menjaga kedamaian. Jangan mudah dihasut seperti saat Iblis memperdaya adam dan hawa. Dia melanjutkan, iblis diambil dari kata Yunani yang artinya memecah belah, memfitnah dan menanamkan prasangka buruk.
"Dengan Idul Fitri kita paham tentang peranan iblis yang menyebar perpecahan dan hoax," katanya.
Sebelumnya, Quraish Shihab dipilih oleh Kementerian Agama menjadi khatib di masjid istqlal. Dia membawakan khutbah Idul Fitri bertema "Semangat Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan". Dalam kesempatan itu, Quraish Shihab menyampaikan khutbah di depan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Dia berpesan agar Idul Fitri digunakan untuk memperkuat hubungan dan mempersatukan seluruh bangsa dan Tanah Air. "Mari kita saling memaafkan sambil mengibarkan bendera dengan penuh kecintaan," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika