Jumat 09 Jun 2017 15:15 WIB

Komunitas Muslim Barbados Luruskan Citra Islam

Muslim Barbados usai melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah di sebuah masjid.
Foto: caribbeanmuslims.com
Muslim Barbados usai melaksanakan shalat Idul Fitri berjamaah di sebuah masjid.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pulau Barbados hanya berjarak 2.585 km dari wilayah Amerika Serikat (AS). Tak heran, ketika peristiwa 9/11 terjadi, kabar tersebut juga menyebar luas ke Barbados.

Bila di AS kejadian tersebut menumbuhkan pandangan negatif terhadap Islam, tak demikian di Barbados. Muslim di negeri ini tetap bisa tidur nyenyak dan diterima warga setempat seperti saatsaat sebelumnya.

Pada Idul Fitri 2002, Menteri dan Senator Barbados Glyne Murray mengunjungi umat Islam di Masjid Kensington. Dia membacakan sambutan dari perdana menteri Barbados. Dalam sambutan tersebut, Pemerintah Barbados menegaskan sejumlah hal penting.

“Saat ini, ketika banyak negara mencurigai dan membenci Muslim, saya rasa Barbados memiliki kesempatan emas untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita bisa hidup bersama seperti saudara. Karena kita mengetahui, bawah kita bekerja untuk satu tujuan yang sama. Untuk mencapai hidup yang lebih baik dan Barbados yang lebih baik bagi kita bersama,” katanya.

Meski demikian, menurut Sekretaris Asosiasi Muslim Barbados Suleiman Bulbulia, sebenarnya masih ada kesalahpahaman di kalangan masyarakat Barbados dalam mengartikan Islam. “Misalnya, masih banyak yang menyangka bahwa Islam adalah agama orang India. Padahal, Islam di India adalah agama minoritas,” katanya.

Banyak juga orang Bajan yang salah paham tentang kedudukan Yesus dan peran wanita dalam Islam. “Yesus di Islam adalah nabi dengan posisi yang tinggi,” ujar Bulbulia.

Ditegaskannya, perempuan memiliki peran penting. “Sebagai ibu dari anakanaknya. Istri dari suaminya, dan dia adalah pemimpin dalam keluarganya karena dia yang membesarkan dan menjadi guru pertama bagi anakanaknya,” katanya. Jadi, peran perempuan dalam Islam sama sekali tidak inferior. “Maka, saat memilih menjadi Islam, bukan berarti dia adalah perempuan yang tidak intelek,” jelas Bulbulia panjang lebar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement