Sabtu 13 May 2017 19:28 WIB

William Pickthall Terobsesi Terjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Inggris

Rep: Dia/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Muhammad Marmaduke William Pickthall.
Foto: Wikipedia
Muhammad Marmaduke Pickthall

Perjalanan ke Port Said ini menjadi awal mula petualangannya ke negara-negara Muslim di kawasan Timur Tengah dan Turki. Keahliannya dalam berbahasa Arab telah memikat penguasa Ottoman (Turki Usmani). Atas undangan dari pihak Kesultanan Ottoman, William yang kala itu belum menjadi seorang Muslim mendapat tawaran untuk belajar mengenai kebudayaan Timur.

Selama masa Perang Dunia I (1914-1918), William banyak menulis surat dukungan terhadap Turki Usmani. Saat propaganda perang dikumandangkan pada 1915, yang mengakibatkan pembantaian di Armenia, dia secara terang-terangan menentangnya dan menyatakan bahwa kesalahan tidak bisa ditimpakan kepada Pemerintah Turki atas kejadian tersebut.

Pada saat itu, banyak imigran Muslim asal India di London dibujuk oleh Kementerian Luar Negeri untuk menyediakan bahan-bahan propaganda dukungan terhadap Inggris dalam perang melawan Turki. Namun, ia kokoh dengan sikapnya. Ia tetap tegas dengan pendiriannya guna membela saudaranya sesama Muslim.

Begitu juga saat komunitas Muslim di Inggris diberikan pilihan apakah setia terhadap sekutu (Inggris dan Prancis) atau justru mendukung Jerman dan Turki. Jawaban yang diberikan William cukup mengejutkan. Dia tetap pada pendiriannya tidak akan mendukung negaranya itu.

Perjalanan ke negara-negara Islam dan Turki ini telah membuat William banyak bersentuhan langsung dengan agama Islam. Dari situ kemudian mulai muncul rasa ketertarikan terhadap ajaran Islam.

Pada 1917, William memutuskan untuk memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Muhammad Marmaduke Pickthall. Bahkan, sebelumnya William sempat menjadi pembicara pada diskusi yang diadakan Muslim Literary Society bertajuk Islam and Progress” pada 29 November 1917 di Notting Hill, London Barat.

Setelah memeluk Islam, William banyak berkecimpung dalam berbagai kegiatan yang terkait dengan syiar Islam. Pada 1919, ia aktif di Biro Informasi Islam yang berkedudukan di London serta beberapa usaha penerbitan media Islam lainnya, seperti Muslim Outlook.

Usai merampungkan novelnya berjudul Early Hours pada 1920, dia mendapat penugasan di India sebagai editor di surat kabar Bombay Chronicle. Kemudian pada 1927, William pindah ke penerbitan jurnal tiga bulanan Islamic Culture selaku editor yang berkantor di Hyderabad.

Ada satu lagi sumbangsihnya selama tinggal di Hyderabad terkait dengan upaya menegakkan syiar Islam. Pada 1925, Pickthall diundang oleh Komite Umat Muslim di Madras untuk memberikan kuliah umum tentang segala aspek mengenai Islam. Koleksi dari bahan-bahan kuliahnya ini sudah dipublikasikan pada 1927 dengan harapan agar kalangan non-Muslim lainnya dapat mengerti agama Islam yang sebenarnya.

Pada awal 1935, Pickthall kembali ke Inggris. Kemudian pada 1936 ia berpindah ke St Ives dan meninggal di kota kecil itu pada 19 Mei 1936. Ia dimakamkan di pemakaman Muslim di Brookwood, Surrey (dekat Woking, Inggris) empat hari kemudian. Oleh kaum Muslim Inggris, Pickthall dijuluki sebagai pejuang agama dan pelayan Islam sejati. Semoga Allah SWT menerimanya di tempat yang paling istimewa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement