Jumat 12 May 2017 16:25 WIB

Raphael Narbaez, Terpikat Gerakan Sujud dan Rukuk

Mualaf (ilustrasi)
Foto:
Berdoa kepada Allah/ilustrasi

Narbaez pun dengan penuh semangat mengkaji Bibel. Semakin dalam mengkaji dan mendalami Bibel, ia dihadapkan pada sebuah ironi mengenai kitab sucinya itu.

"Siapa pun yang familiar dengan naskah tersebut tahu persis bahwa Bibel telah banyak tercemar di sepanjang sejarah. Namun, di sisi lain, aku selalu merasa bahwa Bibel yang asli benar-benar berasal dari Tuhan," katanya. Umat Kristen lainnya pun, kata dia, memuaskan diri dengan pemikiran yang sama bahwa Bibel yang asli hebat dan logis.

Narbaez mulai belajar lebih banyak dan mendalami Bibel, hingga ia dibaptis sebagai saksi Yehuwa saat memasuki usia 13 tahun. Semenjak itu, ia seperti mendapat suntikan semangat untuk berbuat lebih banyak 'pekerjaan Tuhan'.

"Sesuatu yang tidak biasa terjadi. Aku diakui dan diberkati untuk menjadi pembicara dalam acara-acara kebaktian. Dan aku mulai berbicara di depan jamaat berjumlah besar," ujarnya.

Bahkan, ia baru berusia 20 tahun saat memiliki jamaat kebaktian sendiri, dan ia semakin mendalami ajaran tentang 'saksi-saksi Yehuwa. Lalu, setelah melewati banyak kebaktian, doa, dan duka, Narbaez meninggalkan agamanya dan tidak mencoba untuk kembali.

Adapun yang terjadi kemudian, katanya, ia tak dapat berpindah ke agama baru apa pun. "Sebagai saksi Yehuwa, aku diajari bahwa semua agama tidak baik bahwa hanya para saksi Yehuwa yang mampu membawaku pada penerimaan terhadap Tuhan," katanya.

Dengan penuh kesadaran, Narbaez tak lagi memercayai semua ajaran saksi-saksi Yehuwa, juga ajaran agama lainnya. Jadilah ia seseorang tanpa agama. "Untungnya, aku bukan seorang tanpa Tuhan. Aku masih memercayai adanya Tuhan yang menciptakan seisi semesta," katanya.

Ia lalu memutuskan untuk kembali ke gereja, tempat di mana ajarannya berasal. "Aku dilahirkan sebagai seorang Katolik dan menjadi seorang saksi Yehuwa sepanjang hidupku. Aku kembali ke sana untuk menemukan sesuatu yang mungkin saja telah kulewatkan," katanya.

Tiga bulan lamanya Narbaez menghanyutkan diri dalam doa-doa, kebaktian, dan misa. Namun, semua itu tidak mengubah keadaan yang dialaminya. "Sama sekali tidak menarik pikiranku, tidak juga hatiku," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement