Selasa 09 May 2017 15:47 WIB

Julius Germanus: Islam Angkat Derajat Manusia

Rep: Dia/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:
Pemandangan Kota Budapest dari Citadella, puncak tertinggi di Budapest.

>Saat di Istanbul, Germanus juga mempelajari Alquran terjemahan bahasa Turki. Itulah awal perkenalannya dengan Islam. Dengan kemampuannya yang tinggi dalam membaca terjemahan Alquran berbahasa Turki, membuatnya mudah memahami Islam langsung dari sumber aslinya. Tak hanya itu, dia juga membandingkan terjemahan Alquran itu dalam beberapa bahasa lainnya.

Setelah mempelajari Alquran terjemahan ini, mulailah timbul rasa ketertarikan terhadap Islam. Termotivasi dengan kebenaran agama Islam, dia memutuskan untuk melakukan penelitian guna menelusuri apa saja yang telah ditulis oleh orang-orang Kristen tentang Islam dan membandingkannya dengan sumber aslinya, yaitu Alquran dan sunah Nabi Muhammad SAW.   

Saat liburan musim panas, Germanus berkesempatan mengunjungi Bosnia. Di sana ia menyaksikan secara langsung kehidupan kaum Muslimin yang sesungguhnya. Sikap ramah dan bersahabat yang ditunjukkan warga Muslim Bosnia kepadanya telah membukakan pandangan baru dalam diri Julius Germanus mengenai Islam dan para pemeluknya.

Selepas menamatkan pendidikan di Universitas Istanbul, Germanus kembali ke Hungaria dan mengabdikan diri di almamaternya sebagai dosen. Ia kerap berjumpa dengan beberapa mantan guru besarnya (profesor—Red) di Universitas Budapest dulu. Para profesornya ini sering menyampaikan pemikiran-pemikiran yang menurut Germanus menyimpang tentang Islam. Maka, dengan berbekal pengetahuannya tentang Islam yang seadanya, Julius Germanus berusaha untuk meluruskan pemikiran-pemikiran tersebut.

Karena itu, ia sering terlibat diskusi yang sangat intens dalam menjawab berbagai pertanyaan kelompok non-Muslim mengenai Islam. Minatnya terhadap Islam makin bertambah setiap harinya.

Dan, di sela-sela kesibukannya mengajar, ia menyempatkan diri mempelajari bahasa Arab. Dalam bidang yang satu ini, Germanus memang memiliki bakat yang besar. Buktinya, dalam jangka waktu singkat dia sudah mahir berbahasa Arab. Belum puas dengan yang diperolehnya, Germanus juga belajar bahasa Persia.

Pada 1912, Germanus diangkat sebagai profesor bahasa Arab Persia dan Turki di Hungarian Royal Academy di Budapest. Dia juga mengasuh mata kuliah sejarah Islam. Selanjutnya, dia dipercaya untuk memimpin Department of Oriental Studies di Universitas Budapest.

Keinginan Germanus yang kuat untuk mendalami Islam dan menyelami sifat-sifat khas Muslim telah mempertemukannya dengan salah satu pujangga Muslim tersohor asal Pakistan, Muhammad Iqbal. Keduanya sering terlibat pembicaraan hingga berjam-jam lamanya. Topik-topik yang mereka bicarakan beragam, mulai dari mengenai Islam hingga berdiksusi tentang aktivitas para orientalis dan misionaris Kristen.

Mengenai misionaris Kristen, Germanus dan Iqbal punya pandangan yang berbeda. Menurut Germanus, propaganda yang disebarkan oleh para misionaris Kristen di Eropa sebagai sebuah masalah pelik yang mengkhawatirkan. Sementara, Iqbal justru melihat masalah sesungguhnya ada pada orang Islam sendiri. Iqbal menyebut, persatuan dan kesatuan Muslim yang lemah telah membuat umat Islam mudah diombang-ambing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement