Selasa 18 Apr 2017 16:15 WIB

Eksistensi Islam di Negeri Jamaika

Muslimah di Jamaika
Foto: caribbeanmuslims.com
Muslimah di Jamaika

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Rashida Khan tampak anggun dengan jilbabnya. Tak ada keraguan atau kekhawatiran sedikit pun saat dia berjalan di lingkungan kampusnya di Kingston, Jamaika. Bahkan, Rashida Khan juga tak khawatir menggunakan jilbab saat bepergian ke berbagai tempat di Jamaika. Sosok seperti Rashida menandai keberadaan umat Islam di negara kepulauan Karibia tersebut.

Rashida adalah mahasiswi program pascasarjana di Universitas West Indie (UWI) Jamaika. Perempuan berusia 26 tahun ini merupakan bagian dari komunitas umat Muslim di sana. Dia dan keluarganya sudah lama menetap di Jamaika.

"Saya dilahirkan di lingkungan keluarga yang menjalankan syariat Islam dengan taat,"katanya. Bersama lima saudaranya, Rashida memperoleh pendidikan agama langsung dari sang ayah.

Menurut Rashida, di kampusnya, tidak banyak mahasiswa atau dosen yang beragama Islam. Jumlahnya bahkan bisa dihitung jari. Rashida mengenal satu per satu jumlah Muslim yang ada di kampusnya. Ada sembilan orang, seperti dosen Abdullahi Abdulkadri yang mengajar mata kuliah ekonomi dan Dr Sultana Afroz, dosen sejarah, kata dia.

Berdasarkan laporan dari International Religious Freedom, di negara yang terkenal dengan musik hip hop dan R&B ini, jumlah pemeluk Islam mencapai lima ribu jiwa. Sementera itu, menurut sebuah artikel di surat kabar lokal, berdasarkan keterangan tokoh agama setempat, jumlah pemeluk Islam sekitar 4.500 orang. Abdul Baseer, anggota Islamic Council of Jamaica, mengemukakan, angka itu merepresentasikan kurang dari satu persen jumlah populasi penduduk.

Baseer menjelaskan, saat ini di seluruh Jamaika terdapat sekitar 10 buah tempat ibadah umat Muslim. Misalnya, ada di Kinston, St Catherine, St Mary, St Elizabeth, dan Westmoreland.

Umat Muslim aktif dalam berbagai kegiatan pendidikan dan keagamaan. Sekolah-sekolah Islam, meski tidak terlalu banyak, tetap dipertahankan keberadaannya. Di antaranya terdapat dua buah sekolah yang berbasis Muslim, yakni Islamiyah Basic School dan Masjid Arrahan Kindergarten School.

Baseer sendiri termasuk salah satu tenaga pengajarnya. Kita ingin anak-anak dibesarkan dengan akidah yang baik. Bagi saya sendiri, menjadi guru adalah bagian dari menjalankan perintah agama untuk memberikan ilmu walau hanya satu ayat, papar dia.

Baseer dan umat Muslim Jamaika sama sekali tak risau dengan jumlah yang tidak seberapa besar bila dibandingkan umat-umat agama yang lain. Mereka tetap berkhidmat untuk menjalankan keyakinan agama dan aktif membangun dialog.

Baseer menambahkan, tujuan agama Islam bukanlah menguasai dunia, melainkan beribadah kepada Allah SWT. Sehingga, kita dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak, katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement