Senin 17 Apr 2017 14:06 WIB

Julie Rudy: Mum, Aku Ingin Menjadi Muslim

Mualaf (ilustrasi)
Foto:

Namun suatu hari, teman-temannya tiba-tiba mengajaknya makan siang. Mereka memesan minuman keras meski Julie berada di antara mereka. Julie yang baru saja memeluk Islam tentu saja tak kuat menahan godaan. “Aku merasa seperti duduk di antara pin dan jarum. Aku merasa sangat tidak nyaman berada di sana dan setelah aku pergi, aku berkata aku tidak akan pernah melakukan itu lagi,” kata Julie menyesal.

Hidayah Setelah menyadari dirinya tak sepenuhnya berislam, Julie pun ingin mempelajari Islam lebih mendalam. Isi hati Julie pun dicurahkan pada sang suami. Dengan bijak sang suami hanya berkata memberikan semangat, “Bahkan, aku yang dilahirkan sebagai Muslim pun tak tahu segala sesuatu tentang Islam. Karena itulah Muslimin memiliki orang-orang yang berpengetahuan dan pergi belajar pada mereka. Mereka adalah orang-orang yang banyak mengetahui tentang Islam,” ujar Saleh pada Julie.

Dari situ Julie pun bersemangat mempelajari Islam. Ia mulai menjalin hubugan dengan banyak Muslim dan menghadiri kajian-kajian Islam. Ia mengenakan jilbab dengan keinginan hati. Ia mengingat saat pertama kali jatuh cinta pada Islam melalui perantara suaminya, yakni tuntunan Islam yang mengajarkan tingkah laku yang baik.

“Islam mengajarkan kepada semua orang bahwa kita bertanggung jawab atas perbuatan kita. Jadi, jika kita melakukan sesuatu yang tidak benar maka kitalah yang menanggung akibatnya. Suami saya meyakinkan bahwa melakukan hal-hal yang baik itu sangat mudah. Banyak cara yang dapat dilakukan agar kita menjadi orang baik. Saya sangat banyak belajar Islam,” ujar Julie yang saat ini telah menjadi Muslimah lebih dari 30 tahun.

Dukungan Ibu

Terdapat momen yang selalu Julie ingat saat memeluk Islam, percakapan dengan ibunya. Julie merasa berat saat ingin mengabarkan keinginannya menjadi Muslim. Hingga kemudian, Julie pun memutuskan untuk menelepon sang ibu.

“Aku punya waktu yang sulit mengatakan kepada ibuku. Jadi, aku hanya mengatakannya melalui telepon, dan itu momen yang sangat emosional dan sangat sulit bagiku,” ujarnya.

Namun tanpa sangka, sang ibu menjawab sangat ringan. Ia mengizinkan Julie menjadi Muslim. “Aku meneleponnya dan berkata, 'Mum, aku memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.' Dia berkata, 'Aku punya dua pertanyaan: Apakah  kamu masih percaya pada Tuhan?' Aku jawab, 'Ya, tentu.' Dia bertanya, 'Apakah itu membuat kamu bahagia?' Aku pun menjawab, 'Ya, aku pasti akan bahagia.'”

Ibu pun berkata, “Di luar itu, bukanlah masalah. Kau harus melakukan apa yang membuatmu bahagia,” ujar Julie mengisahkan momen indah yang selalu ia ingat tentang ibunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement