Kamis 23 Mar 2017 18:15 WIB

Jejak Kerajaan Patani

Muslim Thailand
Foto: AP
Muslim Thailand

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam catatan perjalanannya, seorang penjelajah berkebangsaan Spanyol Tomes Pires dan penjelajah Muslim asal Cina Laksamana Cheng Ho menulis tentang sebuah kerajaan Islam yang berkembang pesat di pesisir Semenanjung Malaka, Teluk Siam, pantai Laut Cina Selatan. Kerajaan yang makmur itu bernama Patani.

Kini, sebagian bekas kerajaan itu menjadi bagian dari wilayah Thailand Selatan. Awal mula berdirinya Kerajaan Patani memang masih kontroversial. Namun, sejarawan A Teeuw dan Wyatt meyakini, Kerajaan Islam Patani sudah berdiri pada pertengahan abad ke-14 dan ke-15 M. Kedua sejarawan itu menjadikan catatan Tomes Pires dan Cheng Ho sebagai rujukan.

Menurut Ensiklopedi Islam terbitan Ichtiar Baru Van Hoeve, Patani awalnya berada dalam kekuasaan Kerajaan Buddha Intihara yang dipimpin oleh Raja Phaya Tu Nakpa. Merujuk pada buku Hikayat Patani dan Sejarah Kerajaan Melayu Patani, Paha Tu Nakpa (1486-1530) adalah raja Buddha yang pertama masuk Islam.

Sejarawan Paul Wheatley berpendapat, Negeri Langkasuka yang terletak di pantai timur Semenanjung Tanah Melayu antara Senggora (Songkhla) dan Kelantan itu adalah asal negeri Patani. Ibu kota kerajaan itu terletak di sekitar daerah Yarang.

Menurut Hikayat Patani, Raja Phaya Tu Nakpa masuk Islam dan berganti nama menjadi Sultan Ismail Syah. Sejak saat itulah, Kerajaan Islam Patani mulai berdiri. Di bawah nama kerajaan Islam, Patani tumbuh dan berkembang. Pada zaman itu, Pelabuhan Patani menjelma menjadi tempat berlabuhnya para saudagar dari berbagai negara, seperti Siam, Cina, Jepang, Jawa, India, dan Arab. Dan, rakyat Kerajaan Patani pun hidup sejahtera.

Kerajaan Patani mencapai puncak kejayaannya pada era kekuasaan para ratu. Di bawah kepemimpinan Putri Hijau (1584-1616), menurut sejarawan Jacob van Neck, Kerajaan Patani menjadi sebuah negara yang relatif makmur.

Pada masa para ratu berkuasa, Patani menjadi pusat perdagangan tekstil terbesar kedua setalah Kwangtung (Guangdong). Menurut Ensiklopedi Islam, produk tekstil yang berasal dari Cina dan India, pada masa itu disebarkan ke seluruh nusantara melalui Patani.

Di era kepemimpinan Ratu Hijau, Kerajaan Patani sudah mencetak uang logam sendiri. Tak hanya itu, kerajaan juga sudah mampu memproduksi persenjataan untuk memperkuat pertahanan negara. Ketika Ratu Ungu berkuasa, Kerajaan Patani mencapai kemajuan yang pesat dalam bidang keislaman, kesenian, dan kesusastraan. Salah satunya, ditandai dengan berkembangnya penggunaan huruf Arab Melayu.

Pada 1809, Patani dikuasai Kerajaan Siam. Bahkan, pada 1902, Kerajaan Patani benar-benar dihilangkan dari muka bumi. Hingga kini, sebagian orang Melayu Patani masih berjuang untuk melepaskan diri dari kekuasaan Siam (Thailand) yang berpusat di Bangkok. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement