Senin 13 Mar 2017 07:58 WIB

Teladan Putra Raja

Selain zuhud, Malik bin Dinar juga piawai dalam ilmu agama (ilustrasi).
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abdullah merasa penasaran dan berusaha mencari keberadaan sang pemuda. Akhirnya setelah bertanya ke sana kemari, ia pun menemukan alamatnya. Abdullah menjenguk dan bertemu dengan pemuda tadi yang rupanya tengah sakit parah. Ia menawarkan bantuan kepada sang pemuda. 

Ia menjawab, “Iya, jika tidak merepotkanmu.”

“Tidak merepotkan insya Allah,” kata Abdullah.

Ia berkata, “Apabila aku mati nanti maka juallah ini dan cucilah jubahku serta kain bulu kambing ini kemudian kafanilah aku dengannya! Bukalah saku jubahku karena di dalamnya ada sebuah cincin, ambillah cincin itu kemudian perhatikanlah kapan Harun al-Rasyid lewat di suatu jalan, dan berdirilah di lokasi yang memungkinkan bagi dia untuk melihatmu. Panggilah ia dan perlihatkan cincin itu maka ia akan memanggilmu. Setelah itu serahkanlah cincin itu kepadanya! Dan jangan kamu melakukan semua ini kecuali setelah aku mati.”

Permintaan itu sekaligus wasiat yang sangat dijaga oleh Abdullah. Setelah sang pemuda meninggal dunia, Abdullah pun berusaha menyampaikan amanat tersebut kepada penguasa Dinasti Abbasiyah itu. Tibalah saat itu. Abdullah sengaja menunggu Harun al-Rasyid yang melintas di jalanan kota. 

“Wahai amirul mukminin aku memiliki titipan untuk engkau,” sambil aku memperlihatkan cincin permata. Ia pun memerintahkan untuk membawaku bersamanya, ketika ia memasuki rumahnya ia menyuruh orang yang bersamanya agar keluar lantas bertanya kepadaku, “Siapa engkau ini?” kata Abdullah mengisahkan.

“Abdullah bin Al Faraj,” kata Abdullah.

Sang Khalifah bertanya lagi, “Cincin ini dari mana engkau mendapatkannya?”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement