Senin 13 Mar 2017 07:58 WIB

Teladan Putra Raja

Selain zuhud, Malik bin Dinar juga piawai dalam ilmu agama (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Selain zuhud, Malik bin Dinar juga piawai dalam ilmu agama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah berikut ini barangkali sangat langka, nyaris tidak ditemukan pada masa sekarang. Tatkala seorang putra pemimpin memilih hidup zuhud ketimbang menikmati berbagai fasilitas yang diberikan kepada keluarga seorang pemimpin suatu negara. Kisah ini seperti yang dinukilkan oleh Imam al-Ajury dalam kitabnya yang bertajuk Ghuraba' Min al-Mu'minin yang dialihbahasakan oleh Abu Aswad al-Bayaty.

Suatu saat Abdullah bin Faraj, seorang ulama yang hidup pada masa Dinasti Abbasiyah, membutuhkan seorang kuli yang bekerja untuknya. Abdullah pun bergegas menuju pasar mencari pekerja yang bersedia membantunya.

Setelah berkeliling, matanya tertuju pada seorang remaja berkulit kuning langsat yang tangannya membawa bungkusan besar. Bajunya berupa jubah yang terbuat dari kain berbahan bulu domba kasar. Abdullah bertanya kepada pemuda tersebut, “Anda ingin bekerja untukku?”  

Dia menjawab, “Iya”.

“Berapa upah yang kamu minta ?” tanya Abdullah.

Dia menjawab, “Satu dirham dan satu daniq (total tujuh daniq)”.

“Berdirilah, dan bekerja padaku”, pinta Abdullah. 

Dia berkata, “Dengan satu syarat”.

“Apa itu ?” Abdullah bertanya balik merasa penasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement