Senin 06 Mar 2017 13:05 WIB

Pusat Perdamaian Global Saudi di Malaysia Bukti Islam Toleransi

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al-Saud bersama Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan pimpinan lembaga dan tokoh Islam saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/3).
Foto: Republika/ Wihdan
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al-Saud bersama Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan pimpinan lembaga dan tokoh Islam saat kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sekretaris Jenderal King Abdul Aziz Pusat Dialog Nasional (KACND), Faisal bin Abdulrahman bin Muammar mengatakan, pembentukan pusat perdamaian global di bawah naungan Raja Salman Center di Malaysia adalah kebijakan kerajaan untuk menyebarkan Islam dan perdamaian. Pembentukan pusat perdamaian global juga sebagai upaya merapatkan barisan Islam.

Sebagaimana dilaporkan Arab News pada Senin (6/3), saat Raja Salman berkunjung ke Malaysia, Arab Saudi dan Malaysia sepakat untuk membentuk pusat koordinasi. Departemen Pertahanan Arab Saudi, Pusat Keamanan dan Pertahanan di Departemen Pertahanan Malaysia, Universitas Ilmu Islam Malaysia dan Liga Muslim Dunia (MWL) akan saling berkoordinasi.

KACND menyampaikan, pembentukan pusat perdamaian global di Malaysia merupakan gambaran dari Islam yang toleransi. Selain itu, sebagai bentuk komitmen Islam menciptakan perdamaian gelobal. Raja Salman Center untuk perdamaian global akan berkontribusi dan berupaya menyatukan umat Islam. Upaya penyatuan tersebut juga untuk menyetabilkan kawasan yang telah menderita akibat teroris dan perang.

KACND menegaskan, kerajaan yang dipimpin Raja Salman tidak akan berhenti mengambil peran dalam sejarah mewujudkan kerja sama dan membuat persaudaraan dengan negara-negara Islam. Dunia Islam, perlu menyatukan barisan dan menjauhkan sikap ekstremisme dan terorisme.

Dunia Islam diimbau untuk memperjelas citra Islam yang sesungguhnya. Sebab, Muslim adalah pejuang perdamaian, penuh cinta kasih dan bisa hidup berdampingan.

Sekelompok mahasiswa di Mesir mengapresiasi Raja Salman yang telah melakukan dialog lintas agama dan budaya di Indonesia. Profesor Syariah Islam sekaligus anggota Kehormatan Dewan Islam di Kairo, Mohammed Abu Al-Sheikh mengatakan, Raja Salman menunjukan Kerajaan telah melangkah ke garis depan untuk memperjuangkan perdamaian. 

Direktur Bidang Alquran di Universitas Al-Azhar, Mohammed Mahmoud Hamouda juga mengungkapkan, Raja Salman menekankan peran utama Kerajaan dalam menyebarkan budaya toleransi melalui dialog. Staf pengajar di Universitas Al-Azhar, Abdulrahman Abbas menambahkan, Raja Salman mempraktikan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Muslim dan non Muslim. "Raja menunjukan Islam adalah agama yang toleransi dan damai," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement