Rabu 18 Jan 2017 18:00 WIB

Toleransi Itu Bagian Ajaran Islam

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agung Sasongko
 Ketua Dewan Syuro MPJ KH Didin Hafidhudin beraudiensi saat melakukan pertemuan kosolidasi ulama di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (13/1).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Dewan Syuro MPJ KH Didin Hafidhudin beraudiensi saat melakukan pertemuan kosolidasi ulama di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim KH Didin Hafidhuddin, melihat toleransi sudah sejak awal diajarkan di kalangan santri. Pasalnya, toleransi merupakan bagian dari ajaran Islam, dan tertera jelas di Al Qur'an sebagai pedoman hidup.

"Toleransi itu bagian dari ajaran Islam, jelas diajarkan," kata Guru Besar IPB ini kepada Republika.co.id, Rabu (18/1).

Mantan Ketua Umum Baznas ini menerangkan, santri-santri sejak awal pasti akan diajarkan untuk harus menghargai agama-agama lain yang ada, terutama umat beragamanya. Santri, selalu ditekankan jika orang-orang yang agamanya berbeda dengan Islam harus senantiasa dihargai, termasuk saat mereka melaksanakan ibadahnya.

Tapi, lanjut Didin, masyarkat luas harus memahami toleransi itu menghargai adanya perbedaan, bukan mempertemukan perbedaan yang ada. Ia menegaskan, pemahaman toleransi mempertemukan perbedaan yang ada merupakan pemaknaan yang salah, apalagi sampai ada pemaksaan melakukan ritual agama lain.

"Jangan dipaksakan saling menyatakan agama lain itu sama, dan kita dipaksa mempertemukan perbedaan, itu yang salah dan jadi masalah," ujar Didin.

Untuk itu, ia mengingatkan jika umat Islam sudah sejak dulu mengajarkan secara luas tentang toleransi, termasuk melalui lembaga pendidikan kepada santri-santri. Menurut Didin, itu sudah tidak bisa lagi terbantahkan karena sebagai umat Islam, toleransi merupakan bagian dari akidah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement