Rabu 01 Mar 2017 16:05 WIB

Haedar Nashir: Kedatangan Raja Salman Simbol Pertautan Sejarah

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Agus Yulianto
 Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

REPUBLIKA.CO.ID,  YOGYAKARTA  - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengapresiasi kedatangan Raja Salman ke Indonesia. Kedatangan raja Arab Saudi ini untuk membuktikan bahwa dunia Islam yang punya pusat kesejarahan  di Arab Saudi, sebenarnya punya sejarah yang besar. Bahkan, kehadiran Raja Salman  ke negeri muslim terbesar di dunia ini (Indonesia, red) merupakan simbol pertautan sejarah.

"Sejak Raja Salman merencanakan datang ke Indonesia sampai beberapa hari ini sudah di Tanah Air dan sudah disambut kedatangannya oleh Presiden Jokowi, kami memberi apresiasi yang sangat tinggi terhadap niat yang luar biasa baiknya," kata Haedar  usai Meresmikan Gedung KH Sudja' RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (1/3).

Menurut Haedar, kehadiran Raja Salman yang cukup lama dan dengan armada cukup banyak, menunjukkan bahwa Indonesia ini menjadi negeri yang diperhitungkan. Karena itu, manfaatkan kunjungan Raja Salman untuk penguatan hubungan Indonesia dan Arab Saudi sebagai simbol dua negara yang memiliki sejarah Islam yang sangat baik.

Haedar juga berharap, Indonesia dan Arab Saudi bisa menciptakan perdamaian di Timur Tengah khususnya dan membangun kekuatan dunia Islam yang menjadi penyeimbang sekaligus menjadi kekuatan aternatif di tengah percaturan politik global yang mulai mengalami pergeseran dari Amerika dan Eropa ke CIna

Ketika ditanya apakah Muhammadiyah akan melakukan pertemuan khusus dengan Raja Salman, Haedar mengatakan, sudah terkonfirmasi lewat Menteri Agama. "Karena terlalu padatnya agenda Raja Salman, belum ada agenda secara khusus pertemuan dengan ormas Islam," tuturnya.

Apalagi, kata dia, fokus pertemuan Raja Salman ke Indonesia, memang dengan pemerintah. "Saya pikir tidak menjadi kendala karena selama ini hubungan antaraormas Islam dengan Arab Saudi, baik dengan pemerintah dan maupun organisasi nonpemerintah, cukup baik," kata Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement