REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Meski hidayah Islam diperoleh Linda melalui orang tua angkat, ia memeluk Islam dengan tulus, lapang hati, dan sukacita. Linda sangat berterima kasih pada orang tua angkanya, terutama karena hidayah Islam ia peroleh melalui perantaraan mereka.

Selain mengajar di SDIT Salsabila, Linda kini mempergunakan sebagian waktunya untuk berbagi kepedulian pada sesama mualaf. Ia aktif dalam Yayasan Ukhuwah Mualaf (Yaumu) dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

Dengan bergabung dalam dua organisasi mualaf tersebut, Linda berharap dapat lebih mensyiarkan agama Islam. “Untuk syiar Islam, dakwah Islam. Yang jelas, pembinaan keislaman. Baik di Yaumu maupun di PITI, ikut membina mualaf,” tutur Linda.

Di tengah keluarga kandung, Linda pun tak lupa untuk selalu berdakwah. Kakak keduanya bahkan telah memeluk agama Islam. Tapi, menurut Linda, kakaknya berislam hanya karena pernikahannya dengan Muslimah dari Kauman. Meski demikian, hal tersebut menjadi modal bagi Linda untuk menanamkan ajaran Islam yang sebenarnya ke dalam hati sang kakak. “Walaupun Muslim karena pernikahan, tapi harapan saya dia tetap dapat hidayah,” kata Linda penuh harap.

Saat ini, Linda hidup bahagia dengan suami dan kedua anaknya. Pendidikan Islam menaungi rumah tangganya. Sang suami pun tak pernah mempermasalahkan latar belakangnya. Linda amat bersyukur atas apa yang ia dapatkan. Karena itu, ia selalu ingin berbagi dengan saudaranya sesama Muslim, terlebih sesama mualaf.

Sumber: Islam Digest Republika

Ikuti Whatsapp Channel Republika