Senin 06 Feb 2017 09:51 WIB

Enam Hal Mencegah Lalai

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agung Sasongko
Ilustrasi ilmuwan Muslim saat mengembangkan sains dan teknologi pada era Dinasti Abbasiyah di Baghdad.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengutip Hiburan Orang-Orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata, dan Penuh Hikmah terbitan Pustaka Arafah, suatu hari al-Balkhi berkata kepada muridnya, Hatim al-Asham, “Apa yang telah engkau pelajari dariku sejak menyertaiku (selama 30 tahun)?”

Hatim al-Asham menjawab, “Ada enam hal”.

Pertama, saya melihat orang-orang masih ragu mengenai rezeki. Tidak ada di antara mereka melainkan kikir terhadap harta yang ada di sisinya dan tamak terhadap hartanya. Lantas saya bertawakal kepada Allah SWT berdasarkan firman-Nya: “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya.” (QS Hud [11]: 6).

Karena saya termasuk makhluk bergerak, maka saya tidak perlu menyibukkan hatiku dengan sesuatu yang telah dijamin oleh Zat yang Mahakuat dan Mahakokoh.”

Beliau berkata, “Engkau benar.”

Kedua, saya memandang bahwa setiap orang mempunyai teman yang menjadi tempat baginya untuk membuka rahasia dan mencurahkan isi hatinya. Akan tetapi, mereka tidak akan menyembunyikan rahasia dan tidak mampu melawan takdir.

Oleh karena itu, yang saya jadikan sebagai teman ialah amal saleh agar dapat menjadi pertolongan bagiku pada saat dihisab, mengokohkanku di hadapan Allah, serta menemaniku melewati jembatan (shirath).

Lalu beliau berkata, “Engkau benar.”

Ketiga, saya memandang bahwa setiap orang mempunyai musuh. Lalu saya merenung. Ternyata orang yang menggunjingku bukanlah musuhku, bukan pula orang yang berbuat zalim kepadaku, dan bukan pula orang yang berbuat buruk kepadaku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement