REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kanwil Kemenag Kota Bandung menyambut baik saran Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, agar organisasi keislaman di Kota Bandung, memulai dakwah digital. Menurut Kepala Kanwil Kemenag Kota Bandung Yusuf Umar, sebenarnya Kemenag Kota Bandung sudah mulai berdakwah digital. Namun, ke depan akan lebih diintensifkan.
"Kami sudah dari awal menyampaikan itu. Yakni, kami meminta para dai dari Kementerian Agama Kota Bandung, penyuluh juga berdakwah digital," ujar Yusuf, saat menghadiri seminar kerukunan umat beragama yang digelar di kantor Kementerian Agama Kota Bandung, Selasa (20/12).
Menurut Yusuf, para penyuluh sebenarnya sudah banyak yang mulai berdakwah digital. Bahkan, penyuluh pun sering mengimbau pada para jamaahnya untuk rajin mengisi konten keagaman. "Lewat web site Kemenag, masyarakat juga bisa mengakses masalah keagamaan kapan saja," katanya.
Selain web site, penyuluh agama di Kemenag pun banyak yang aktif mengisi konten termasuk di radio dan tv. "Kan itu bagian berdakwah lewat digital juga," katanya.
Selain berdakwah digital, Kemenag juga akan mencoba meningkatkan kualitas bahasa 2017. Yakni, dengan membuat program pelatihan rutin. "Bahkan mungkin kami akan mengirim penyuluh rutin ke luar negeri," katanya.
Nantinya, kata dia, setelah mahir berbahasa Inggris semua penyuluh akan didorong untuk rajin menulis di internet. Saat ini, penyuluh negeri di Kota Bandung jumlahnya sebanyak 113 penyuluh. "Penyuluh, mitra ulama jadi nanti bersama-sama membina umat," katanya.
Sebelumnya, Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, meminta organisasi keislaman di Kota Bandung, memulai dakwah digital. Sehingga, para ulama dan ustadz tak hanya mengajari secara fisik tapi di dunia maya juga.
"Kita kekurangan konten, jadi saya imbau MUI dan ormas islam memimpin pasukan dakwah digital agar punya konten-konten positif untuk menepis konten negatif," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil menilai, saat ini, dunia maya lebih banyak diprovokasi oleh energi negatif dibandingkan konten positif. Oleh karena itu, Emil pun mengimbau, semua ulama agar bisa mahir berbahasa Inggris. Khususnya, ustadz muda.
Karena, kata dia, saat ini, isu dunia terkait islam hari ini di dominasi oleh Timur Tengah. Kalau banyak ustadz yang mahir berbahasa Inggris, maka referensi bisa mengarah ke referensi Muslim Indonesia yang lebih damai dan ramah. "Tapi, (ustaz, red) hanya pemalu jarang bicara di forum karena gak bisa bahasa Inggris," katanya.
Dikatakan Emil, idenya tersebut telah disampaikan saat dirinya menghadiri istigosah forum silaturahmi ormas islam belum lama ini. Dalam kesempatan tersebut, dia pun berpesan, agar forum silaturahmi Orsmas islam bisa terus merangkul semua ormas Islam.