REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menilai umat Islam sangat berperan penting dalam menjaga semangat kebinekaan demi keutuhan NKRI. Oleh karena itu, jika ada yang berpandangan umat Islam antikebinekaan, terlebih anti-NKRI, Hidayat menilai yang memiliki pandangan tersebut perlu kembali belajar sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
“Pandangan keliru tersebut tidak perlu terus dikembangkan karena pandangan tersebut sama sekali tidak memiliki dasar pijakan,” ungkap Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid kepada Republika semalam.
Hidayat menanggapi hal tersebut dalam rangka menjawab pertanyaan peserta atas adanya upaya yang menyudutkan umat Islam bahwa yang ikut dalam Aksi 212 tergolong antikebinekaan dan anti-NKRI. Sementara mereka yang mendukung kebhinekaan dan NKRI adalah yang ikut dalam aksi tandingan yang digelar setelah Aksi 411 maupun setelah Aksi 212.
Menurut dia, apa yang dilakukan jutaan umat Islam pada Aksi Damai 411 maupun Aksi Super Damai 212 adalah dalam upaya menuntut keadilan, menuntut perlakuan yang sama di hadapan hukum bagi siapa pun yang melanggar.
Justru, dalam pandangan Hidayat, umat Islam yang ikut dalam aksi, sedang mengingatkan agar sila kelima dari Pancasila, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilaksanakan dengan sungguh-sungguh tanpa pandang bulu.
“Jangan dibalik-balik, mereka yang mengingatkan untuk berbuat adil dituduh antikebinekaan, anti-NKRI, sementara yang melanggar hukum malah dianggap pembela kebinekaan,” kata legislator PKS dari Daerah Pemilihan Jakarta II ini.
Menurut Hidayat, pihak yang melakukan penistaan terhadap agama yang seharusnya dianggap antikebinekaan. Karena apa yang dilakukannya tidak menghargai kebinekaan itu sendiri. “Menista agama atau keyakinan pihak lain itu tidak menghargai kebinekaan dan persatuan. Karena hal itu melukai perasaan pihak lain sebagai sesama komponen bangsa,” ujar Hidayat mengingatkan.
Dalam kesempatan tersebut Hidayat juga mengajak para peserta sosialisasi untuk mempelajari pilar-pilar kehidupan berbangsa dan bernegara agar memahami pentingnya toleransi dan kebinekaan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.