Selasa 13 Dec 2016 06:57 WIB

Amsal Digigit Nyamuk, Pengadilan Ahok, dan Makrifat Sufi

Ilustrasi humor sufi Nasrudin Khoja.
Foto:
seorang sufu tengah berdoa (ilustrasi, republika)

Ya, demikianlah manusia kebanyakan (awam). Mereka tidak berfikir seperti seorang Sufi, seorang bijak 'Paijo' atau 'Ponijo'. Atau berfikir ribet seperti 'Paiman' yang sering diacu pemerintah sebagai metode berfikir menyelesaikan berbagai masalah sosial. Kebanyakan masyarakat berfikir seperti 'Parman'.

Terlebih yang digigit adalah 'daging keyakinan atau daging kesucian agama' yang diperoleh melalui refleksi lama dan mendalam, dia seperti darah dalam tubuh. Jangan sekali mengusik keyakinan dan kesucian agama jika tidak ingin ditepuk seperti Parman menepuk nyamuk.

Mengapa menggunakan tamsil nyamuk? Sebab Allah SWT tidak sungkan memberikan perumpamaan dengan menggunakan seekor nyamuk.

إِنَّ اللهَ لاَ يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلاً مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللهُ بِهَذَا مَثَلاً يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّالْفَاسِقِينَ.

Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?" Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik. (QS 2:26).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement