Kamis 01 Dec 2016 17:24 WIB

Hasan Basri: Islam Bagi Saya adalah Seni Hidup

Rep: mg02/ Red: Agung Sasongko
Mualaf/Ilustrasi
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga asli Kampung Babakan, Cece, mengungkapkan sejak 2002, warga setempat menerima Hasan dan warga eks-Timor Timur itu dengan tangan terbuka. Bahkan, kata Cece, Yayasan Le Morai menjadi tempat warga setempat meminta saran dan pendapat.

Saat peringatan Maulid beberapa waktu lalu, warga asli dan pendatang itu juga bahu-membahu menggelar tabligh akbar. ''Ini adalah bentuk syiar Islam yang kami jalankan,'' kata Cece. Selain masjid, Hasan dan para sahabatnya juga mengembangkan pendidikan Islam di Babakan. ''Konsep yang saya kembangkan di sini adalah persatuan, kebersamaan, dan pembentukan pribadi Muslim yang baik,'' kata Hasan.

Ilmu Islam yang pernah ia pelajari selama lima tahun enam bulan di Pesantren Darul Istiqomah, Macupa, Maros, Sulawesi Selatan, kini dia tularkan melalui yayasan yang dipimpinnya. Ada lima pengajar di sana. Yayasan yang mengandalkan 'dana insidental' tersebut, bahkan menjadi tempat membina preman setempat. Mereka tak hanya diajari mengaji, tapi juga bahasa Arab, Inggris, dan konsep surat-menyurat.

Hasan memang bercita-cita mendirikan sebuah pesantren, SMA, dan majelis taklim. Kerja sama telah dia jalin dengan berbagai instansi di Sumedang dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tinggal menunggu harapan itu terwujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement