REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kongres XVII Muslimat Nahdatul Ulama (NU) selesai Sabtu (26/11). Khofifah Indar Parawangsa kembali terpilih menjadi ketua umum pimpinan pusat (PP) Muslimat NU periode 2016-2021.
Dalam sambutannya, Khofifah menjelaskan, kongres Muslimat NU menyiapkan rencana besar, yakni menyiapkan Desa Aswaja.
"Desa Aswaja, artinya dalam desa itu masyarakatnya miliki tingkat toleransi bagus, moderasi bagus, tingkat membangun keseimbangan, keadilan," kata dia di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (26/11).
Wanita yang juga menjabat sebagai Menteri Sosial itu menyakini, format tersebut mempu menghasikan ruh dalam proses kepemimpinan di desa itu, baik bidang sosial, ekonomi, budaya, politik dan lain-lain. "Grand design ini sudah kami siapkan secara detail," jelasnya.
Khofifah mengatakan, kongres juga menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk kemaslahatan bangsa. Pertama, yakni tentang hate speech atau ujaran kebencian. Muslimat NU merasa khawatir ujaran kebencian mampu merusak stabilitas nasional.
"Kalau antara masyararat satu dengan lain tak saling percaya, atau menyebarkan informasi-informasi yang tak fair, tak benar, tak jujur. Itulah yang kami bahas," tutur dia.
Selain itu, ia mengatakan, rekomendasi selanjutnya, yakni, Bahtsul Masail mengharamkan perilaku LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender). Ia berharap Muslimat NU mampu melaksanakan rekomendasi tersebut.
Penutupan Kongres XVII Mislimat NU dihadiri ribuan perempuan dari 536 cabang. Serta, perwakilan dari pengurus cabang istimewa, yakni Malaysia, Arab Saudi, Sudan dan Hongkong.