REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Adang Sudrajat, bersyukur atas tingginya minat masyarakat Indonesia untuk mengonsumsi makanan berlabel halal.
Namun menurut dia, mengonsumsi makanan halal tidak cukup tanpa disertai pengetahuan untuk memilih makanan yang bermutu tinggi (thoyyib) demi menjaga kualitas sumber daya manusia (SDM) secara jangka panjang.
“Kita akan mendapatkan generasi yang tidak produktif karena mudah sakit pada usia produktif bila kualitas makanan yang dikonsumsi rendah,” ungkap Adang Sudrajat dalam keterangannya, semalam.
Adang menyebut ketika masyarakat mengalami kondisi sakit di usia produktif, beban negara akan semakin besar. Hal ini dikarenakan biaya pengobatan penyakit degeneratif akan meningkat, sedangkan usia SDM produktif rentan terkena sakit.
Oleh karena itu, Adang menilai sosialisasi kepada masyarakat terhadap makanan berkualitas baik tidak kalah pentingnya dengan sosialisasi makanan halal. Karena SDM Indonesia ditentukan oleh apa yang dimakannya selama ini.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menyarankan pada pengawasan pemerintah atas makanan yang beredar maupun kesadaran masyarakat atas makanan berkualitas perlu terus ditingkatkan. Pemerintah melalui Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM) harus diperkuat otoritas dan jangkauan pengawasannya dengan undang-undang tersendiri.
Selain itu, Adang juga mengajak kepada pihak terkait yang berkaitan dengan masalah kesehatan, agar terus melakukan proses edukasi dan sosialisasi pada masyarakat secara intensif.
Hal tersebut agar muncul kemandirian masyarakat dalam menyeleksi makanan yang berkualitas dan aman bagi kesehatan. Pihaknya akan mendorong agar DPR RI mengambil inisiatif untuk penguatan Badan POM agar otoritas dan daya jangkaunya meningkat.
"Hal ini perlu dilakukan agar mampu menjamin beredar nya makanan yang halal dan berkualitas dan aman di masyarakat sehingga kita akan menyaksikan manusia Indonesia yang berkualitas di masa yang akan datang,” ujar dokter lulusan Universitas Padjadjaran Bandung ini.