Rabu 12 Oct 2016 12:17 WIB
Dari Gatoloco. Aidit, Panji Kusmin, Monitor, Hingga Ahok (1)

Gatoloco dan Darmogandul: Sinisme Terhadap Islam di Awal Abad 20

Sultan Mataram tengah menggelar acara rampokan (adu macan melawan manusia).
Foto:
Gato lotjo

Dalam kajiannya itu Ricklefs juga menyatakan Suluk Gatholoco --benar-benar kasar dan gila-gilaan – ditulis tidak lebih lama dari tahun 1872. Karya ini menghina Islam dari berbagai segi, bahkan menafsirkan ulang kalimat syahadat sebagai metafora hubungan seksual.

Sedangkan buku ketiga, Serat Dermagandhul, menggabungkan revisionesme Babad Kedhiri dan Kegilaan cabul Gotholoco. Karya ini meramalkan bahwa setelah tiga tahun (yaitu pada 1970-an) orang Jawa akan mengabdikan diri mereka pada pembelajaran moderen dan menjadi orang Jawa sejati kembali, dan kemudian pindah agama ke Kristiani.

Buku-buku luar  ini masih ditemukan pada era Soekarno, tetapi di larang selama Orde Baru. Namun pada 2005 dan 2006,  Dermagandhul diterbitan ulang di Surakarta dan Yogyakarta oleh pengarang yang tampaknya berbeda, yang merupakan nama samaran (noms de plume) dari satu penulis yang lebih suka namanya anonym karena takut masih adanya larangan resmi penerbitan.

Namun, beberapa waktu silam stensilan buku Gatoloco versi penerbit Tan Khoen Swie, Kediri, Tjetakan ke V tahun 1958 memang terbukti masih bisa di dapatkan. Di  kios buku antik yang berada di pinggiran Alun-Alun Utara Surakarta (tak jauh dari Kraton dan Masjid Besar Surakarta). Sampul gambar buku ini memakai lukisan sketsa seorang lelaki yang duduk bersimpuh di depan seorang perempuan yang berdiri di depan sebuah gua. Perempuan itu digambarkan dengan memakai kebaya dan kain. Lekuk tubuh keperempuannya terkesan ditonjolkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement