Jumat 07 Oct 2016 11:20 WIB

Kiai Didin Kupas Makna “Mukmin yang Kuat Lebih Baik daripada Mukmin yang Lemah”

KH Didin Hafiduddin
Foto: Darmawan/Republika
KH Didin Hafiduddin

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Rasulullah SAW menegaskan dalam salah satu hadisnya, “Mukmin/ Muslim yang kuat, berkualitas, bermutu, jauh lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin/ Muslim yang lemah, meskipun kedua-duanya lebih baik daripada yang bukan Mukmin/ Muslim.”

Apakah maksud  hadis tersebut? Menurut ulama kondang Prof Dr Didin Hafidhuddin MS, melalui hadis tersebut Rasulullah SAW mendorong umatnya untuk tidak hanya sekadar menjadi Mukmin dan Muslim yang baik. “Lebih dari itu, Rasulullah juga  mendorong umatnya agar menjadi Mukmin  dan Muslim yang bermutu,” kata Kiai Didin saat mengisi pengajian guru dan karyawan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al-Ikhlas Bosowa Bina Insani Bogor, Jawa Barat, Jumat (7/10/2016).

Menurut Kiai Didin, menjadi Mukmin dan Muslim berkualitas itu sangat penting. “Sebab, dengan kualitas yang dimiliki, kita akan bisa mengamalkan  ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, kalau tidak bermutu, tidak berkualitas, maka sulit bagi kita untuk mewujudkan ajaran Islam  dalam kehidupan sehari-hari,” kata mantan Ketua Umum Baznas itu.

Lebih lanjut guru besar IPB Bogor itu menegaskan, jumlah umat Islam yang banyak itu penting, tapi harus berkualitas. “Kalau hanya jumlahnya saja banyak, namun tidak berkualitas, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi  manfaat,” kata Didin.

Didin yang juga direktur Pasca Sarjan Universitas Ibnu Khaldu (UIKA) Bogor lalu mengutip salah satu ayat Alquran yang menyatakan “berapa banyak kaum  yang sedikit berhasil mengalahkan kaum yang jumlahnya banyak dengan izin Allah, dan Allah SWT bersama dengan orang-orang yang sabar, ulet dan tangguh.”

 Didin lalu menyebut kisah dua peperangan yang diungkapkan dalam Alquran.  Pertama, Perang Badar (QS Ali Imran ayat 123). Dalam peperangan tersebut jumlah anggota pasukan kaum Muslimin sangat sedikit, yakni hanya sepertiga dari jumlah anggota pasukan kaum kafir. “Namun, karena pasukan kaum Muslimin itu kuat akidahnya, kesabarannya, fisik dan mentalnya, Allah berikan kemenangan kepada kaum Muslimin,” tutur Didin.

Sebaliknya dengan Perang Hunain  seperti disebutkan dalam Alquran Surah At-Taubah ayat 25. “Pada Perang Hunain itu jumlah anggota pasukan Muslimin banyak, kurang lebih sama dengan jumlah anggota pasukan kaum sekutu Yahudi dan kafir. Namun pada awal peperangan pasukan kaum Muslimin  kalah dan jumlah yang besar itu, karena tidak berkualitas, tidak berarti apa-apa,” papar Didin.

Dua kisah peperangan yang disebutkan di dalam Alquran itu, kata Didin, menunjukkan pentingnya menyiapkan generasi Muslim yang berkualitas. “Salah satu tugas lembaga pendidikan Islam adalah menyiapkan generasi Muslim yang berkualitas, terutama dalam hal akidah/keimanan, ekonomi, akhlak, serta ibadah dan berjamaah,” ujar Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement