Menurut pengakuan saksi, mantan pengikut Taat, para pengikut padepokan Amallillah, diharuskan mengamalkan shalat dan wirid tertentu.
Di antara shalat itu adalah shalat riyadhul qubri. Shalat ini terdiri dari beberapa rakaat.
Dalam tiap rakaatnya, sehabis membaca shalat al-Fatihah, diharuskan melafalkan bacaan huw (dari kata huwa yang berat dia, Taat red) sebanyak 44 kali. Bacaan itu dimaksudkan untuk mengingat sosok Taat di tiap shalat.
Tidak hanya itu saja, mereka mengenal pula shalawat Sulaiman, shalawat fulus, yang secara redaksionalnya berisikan meminta mendatangkan uang.
Bahkan, padepokan ini, mengajarkan zikir yang bermuatan imanensi atau wihdatul wujud, seperti paham al-Hallaj. Zikir itu berbunyi “Ya ingsun sejatine Allah ya wujud ingsun sejatine Allah / Hakikat saya adalah Allah dan wujud saya sejatinyanya adalah Allah”.