Senin 12 Sep 2016 12:43 WIB

Ulama Papua Ajak Umat Islam Maknai Idul Adha

 Warga muslim Papua melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Al-Haq, Pomako, Distrik Mimika Timur, Timika, Papua.
Foto: Spedy Paereng/Antara
Warga muslim Papua melaksanakan shalat berjamaah di Masjid Al-Haq, Pomako, Distrik Mimika Timur, Timika, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua KH Saiful Islam Al Payage mengajak umat Islam di provinsi paling timur Indonesia itu untuk memaknai momentum Idul Adha 1437 Hijriah, dalam kehidupan sehari-hari.

Ajakan tersebut disampaikan ketika menjadi khotib pada Salat Idul Adha 1437 Hijriah, di Lapangan Mako Brimob Polda Papua, di Kotaraja, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Senin (12/9). Bertindak sebagai imam pada Salat Idul Adha yang diikuti lebih dari dua ribu umat Islam itu, yakni H Muhammad Sofyan Lubis.

Mengawali kotbahnya, KH Saiful Muslim mengajak umat Islam untuk membersihkan hati sekaligus membuang keangkuhan yang disadari maupun tidak terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

"Saya pun tidak tahu apakah kita akan berjumpa lagi pada Idul Adha berikutnya, sehingga marilah kita buka hati kembali ke Allah SWT, mungkin selama ini kita lupa dan jauh dari Allah, jauh dari Agama, maka ini momentumnya untuk kembali," ujarnya disertai isak tangis.

Dengan demikian, kata KH Saiful, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT di mana pun kita berada menjadi hal penting dalam kehidupan beragama.

Momentum Idul Adha yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim AS yang bertahun-tahun berdoa meminta dikaruniai keturunan hingga dikabulkan oleh Allah SWT, namun pada akhirnya Ibrahim AS diperintahkan untuk menyembelih putranya Ismail AS, dan hal itu diturutinya karena kecintaan kepada Allah SWT.

"Itu contoh nyata bagaimana Nabi Ibrahim mengajarkan kepada anak dan sanak keluarganya, betapa patuhnya kepada Allah SWT, dan ini harus diajarkan kepada anak cucu kita," ujarnya.

"Sebagai Ketua MUI Papua saya harus menyampaikan hal ini, ajarkan anak-anak kita tentang Allah SWT, karena mau tak mau kita semua pasti akan meninggalkan dunia ini menuju kehidupan kekal," sambungnya.

KH Saiful Islam juga mengatakan dengan momentum Idul Adha, maka ajarkan kepada anak cucu kita bahwa hidup selalu ada cobaan dari Allah SWT, sebagaimana cobaan bagi Nabi Ibrahim AS. Dalam kehidupan masa kini, kita diuji dari lingkungan tempat kerja, tempat tinggal, dan tempat-tempat lainnya, dan semua itu harus dijalani dengan penuh kesabaran serta dalam kondisi apa pun.

"Sabar melaksanakan perintah Allah. Jika urusan dunia maka lihatlah ke bawah, dan urusan akhirat liatlah ke atas. Kalau ada yang sudah punya mobil maka bersyukur karena banyak yang hanya punya sepeda motor, bagi yang punya sepeda motor juga harus bersyukur karena banyak yang hanya jalan kaki," ujarnya.

"Yang berjalan kaki pun harus bersyukur karena banyak yang hanya bisa diatas kursi roda, juga yang di kursi roda pun patut bersyukur karena banyak yang hanya terbaring lemah, dan yang terbaring pun masih harus bersyukur karena banyak yang sudah tidak bernapas, wassalam," ujarnya dengan suara lantang namun terdengar bergetar.

Makna lainnya yang patut dimaknai dari Idul Adha, kata KH Saiful Islam, yakni nilai-nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

"Saya mewakili para ulama di wilayah ini (Papua). Insya Allah siapa yang telah mewakilkan hewan kurbannya untuk disembelih, maka itu akan menjadi kendaraan di akhirat. Kendaraan itu lebih baik dari Jaguar, Mercedes, dan kendaraan mewah lainnya di dunia. Yakin dan percaya itu, karena Allah SWT maha mengetahui," ujarnya di penghujung khotbahnya.

Terkait Idul Adha 1437 Hijriah, Ketua Badan Koordinasi Masjid dan Mushola (BKMM) Kota Jayapura H Muhammad Efendy, menyebut jumlah hewan kurban yang dihimpun 10 pengurus masjid dan mushola terdata sebanyak 107 ekor sapi, dan tiga ekor kambing.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement