Senin 05 Sep 2016 19:05 WIB

Sariya Chervallil Baca Surah Al-Ikhlas Berulang-ulang

Rep: c62/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto: onislam.net
mualaf ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Suatu hari, sang ayahnya datang kepada mereka. Ia masih seorang penganut Katolik. Namun, ketiganya memutuskan tetap mencintai sang ayah dan menerima apa adanya. "Ia belajar Islam dan memiliki rasa hormat yang luar biasa terhadap dien kami, cara kami hidup dan Islam," jelas Sariya.

Ayah, kata Seriya, seperti tiang dukungan untuknya dan saudaranya. Meskipun sang ayah belum memeluk Islam, ia tak pernah campur tangan mengenai keimanan anak-anaknya. Sariya mengibaratkan ayahnya seperti paman Nabi Muhammad SAW, Abu Thalib.

Sikap sang ayah bertolak belakang dengan sikap keluarga besarnya. Mereka ternyata masih kukuh menentang Islam. "Namun, kami akan selalu menjadi Muslim, insya Allah," ujarnya.

Sariya dan saudaranya selama ini mendapatkan pesan dari kerabat lainnya yang ingin mengubah ketiganya menjadi Kristen. Keluarga besar ingin Sariya dan adik-adiknya kembali pada Kristen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement