Kamis 11 Aug 2016 19:15 WIB

Muslim Indonesia Diminta Ubah Perspektif terhadap AS

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Achmad Syalaby
Muslimah Amerika/ilustrasi
Foto: getreligion.com
Muslimah Amerika/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Tidak sedikit Muslim Indonesia yang memandang masyarakat Amerika Serikat dengan persfektif buruk. Bahkan negara paman sam kerap kali dianggap sebagai negara yang tidak ramah terhadap islam. Padahal di negara tersebut islam tengah berkembang pesat.

"Meskipun jumlah Muslim di Amerika hanya satu persen, perkembangannya sangat luar biasa dari tahun ke tahun. Maka itu sekarang sudah saatnya muslim Indonesia merubah pandangan buruk terhadap Amerika," tutur pakar studi Islam Asia Tenggara Universitas California River Side, Muhamad Ali pada pertemuan US-Indonesia Council on Religion and Pluralism di Hotel Royal Ambarukmo, Yogyakarta, Kamis (11/8).

Menurut dia, saat ini keingintahuan masyarakat Amerika terhadap islam semakin meningkat. Hal tersebut terlihat dari berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan islam hingga ke tingkat perguruan tinggi. Di sisi lain, Amerika pun harus mengenal Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dunia dengan budaya islam yang toleran.

Menurut Ali, saling menganalnya kedua negara dapat memberikan dampak positif bagi satu sama lain. Di antaranya dalam memerangi aksi radikalisme yang bisa membahayakan masyarakat secara umum. Hal ini juga dibenarkan oleh Direktur Wahid Institute, Yeni Wahid. Putri Pertama Presiden Republik Indonesia keempat itu menyampaikan Amerika dan negara ini memiliki isu yang sama.

Antara lain ancaman terorisme yang dapat merebak di mana-mana. Guna menanggulangi hal tersebut, kedua negara melakukan kerja sama dengan membentuk US-Indonesia Council on Religion and Pluralism. Menurut Yeni, badan ini dibuat untuk menindaklanjuti kesepakatan antara Presiden Joko Widodo dan Barack Obama mengenai strategic partnership. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement